Agar anak-anak di pengungsian korban gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Palu, Sigi dan Donggala bisa tetap membaca dan menghafal Al Qur’an, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat menerjukan 1 tim relawan Hafidz (penghafal) Al-Qur’an yang didatangkan dari Jakarta.
Tim relawan yang berjumlah 6 orang ini, setiap hari, disebar ke sejumlah masjid-masjid darurat dan semi permanen yang ada di 3 wilayah terdampak bencana, untuk mengisi majelis-majelis Ilmu.
Dengan membawa 1.000 mushaf Al Qur’an bantuan dari Kedutaan Kerajaan Arabia Saudi dan Uni Emirat Arab di Jakarta, tim relawan DMI Pusat membagikannya di masjid-masjid darurat tersebut.
Para Hafidz Qur’an ini mengajak anak-anak di pengungsian, untuk tetap melanjutkan bacaan dan hafalan Al Qur’an yang sudah mereka lakukan sebelum terjadinya bencana alam.
Seperti yang dilakukan di Masjid Darurat, Desa Ramba, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi Biromaru, Sulawesi Tengah, Kegiatan baca dan hafalan Al Qur’an dilakukan ketika anak-anak di pengungsian usai kembali belajar dari sekolah darurat, yaitu sesudah shalat ashar. Para Hafidz Quran mengajarkan teknik tahsin (tajwid dan mahtaz huruf Qur’an), menyimak hafalan Qur’an, mengajarkan naqam (jumlah lantunan bacaan) yang biasa dibawakan para imam masjid di Timur Tengah.
Koordinator Lapangan Tim Bantuan Dewan Masjid Indonesia untuk Sulawesi Tengah, Yadi Jentak menjelaskan selain memberikan bantuan pengeras suara yang sudah terpasang di 25 masjid darurat, DMI juga memberikan bantuan berupa 1.000 Al Qur’an untuk tahap awal, Karpet dan Sajadah untuk Shalat, juga menurunkan relawan Hafidz Qur’an.
Yadi menambahkan DMI memandang kebutuhan akan rohani tidak kalah penting dibandingkan bantuan pangan. Oleh karena itu, memanfaatkan waktu luang para pengungsi, DMI mengisinya dengan majelis-majelis ilmu berupa membaca dan menghafal Qur’an. Sementara itu, para pengungsi menyambut baik bantuan yang diberikan oleh DMI.