Tiga Atlet Paralayang Jadi Korban Gempa di Palu

images-900x506
images-900x506 (Foto : )

Gempa berkekuatan magnitude 7.4 mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat kemarin. Gempa tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa, kerusakan bangunan dan terjadinya tsunami setinggi 1.5 meter hingga dua meter.

Para atlet paralayang juga turut menjadi korban. Kabarnya ada tiga atlet paralayang ditemukan dalam keadaan tidak selamat, yakni Gleen Monomutu, Petra Mandagi dan Ardy Kurniawan. Ketiganya diduga meninggal dunia akibat tertimbun reruntuhan bangunan di hotel Roa Roa.

Ardy merupakan seorang ayah dari dua orang putera. Saat Asian Games 2018 kemarin, Ardy juga turut bergabung dengan timnas paralayang Indonesia.

Mereka menginap di hotel tersebut untuk mengikuti Kejuaraan Indonesia Open Paragliding Palu Nomoni di Arena Paralayang Nomoni Pegunungan Salena, 27-30 September 2018.

Kejuaraan ini diikuti total 32 atlet dan tiga diantaranya adalah atlet asing. Humas PB FASI, Tagor Siagian, yang juga turut menjadi korban dan berhasil menyelamatkan diri, mengungkapkan situasi di tempat kejadian memang sangat mencekam, bahkan harus merangkak untuk bisa keluar dari hotel karena kuatnya guncangan gempa.

Tigor merasakan ada tiga kali gempa, dan yang terkuat adalah gempa yang ketiga. "Setelah berhasil keluar hotel, saya bersama para atlet dan rombongan pengurus menggunakan mobil bak pengangkut parasut untuk mencari daerah yang lebih tinggi." kata Tagor.

"Saya belum tahu jika akan ada tsunami, bagi saya saat itu yang terpenting adalah mencari tempat yang jauh dari pantai." tambah Tagor. Saat itu, Tagor bersama rekan-rekannya juga sempat bermalam di tempat terbuka, untuk mengantisipasi jika terjadi gempa susulan.