Ya, hutan bakau atau mangrove di sini memang istimewa. Rimbun dengan warna hijau tua, kontras dengan warna biru terang khas laut Belitung. Ada belasan pulau yang berada di perairan ini. Semuanya memiliki hutan bakau yang lebat di sekelilingnya. Sementara di bagian dalam pulau ditumbuhi aneka tanaman khas tropis.
Oleh : Teguh Joko Sutrisno. Keindahan Pulau Belitung seperti tak pernah berhenti menggoda. Pantainya benar-benar istimewa dengan batu-batu granit yang tinggi menjulang.Namun begitu keindahan Belitung tak cuma pada pantainya saja. Cobalah melakukan perjalanan ke sisi pulau bagian selatan atau barat daya. Ada banyak spot menarik yang mungkin tak terbersit sebelumnya.
Beberapa waktu lalu saya melakukan perjalanan ke sana. Tepatnya di kawasan wisata Pulau Leebong Kabupaten Belitung. Jaraknya sekitar 25 kilometer dari Bandara Hananjoeddin Kota Tanjungpandan. Bisa ditempuh selama 45 menit dengan mobil atau sepeda motor. Hampir tak ada angkutan umum menuju ke sana. Tapi banyak kendaraan sewa yang mudah didapat di Kota Tanjungpandan.Setelah membuka kembali beberapa file foto yang saya jepret, ada satu tempat yang sangat sayang jika tak saya ceritakan. Ini tentang hutan bakau di beberapa pulau yang ada di perairan Barat Daya Pulau Belitung ini.[caption id="attachment_146241" align="alignnone" width="300"] Air laut yang jernih, Penanda keseimbangan ekosistem terjaga (Teguh Joko Sutrisno)[/caption]Ya, hutan bakau atau mangrove di sini memang istimewa. Rimbun dengan warna hijau tua, kontras dengan warna biru terang khas laut Belitung.Ada belasan pulau yang berada di perairan ini. Semuanya memiliki hutan bakau yang lebat di sekelilingnya. Sementara di bagian dalam pulau ditumbuhi aneka tanaman khas tropis.Alam yang terjaga keasliannya ini membuat laut jadi kaya makanan untuk perkembangbiakan ikan dan hewan laut lainnya. Nelayan di Kecamatan Badau, wilayah kawasan ini berada, juga membuat karamba untuk budidaya ikan, dan bisa berhemat pakan.Perahu yang kami tumpangi menyisir pelan di pinggiran pulau. Rupanya Pak Norman, pengemudi perahu ini paham benar kalau penumpangnya ingin melihat lebih dekat seperti apa hutan bakau yang ada di sini. Ia pun merapatkan perahu ke sebuah pohon bakau besar."Ada banyak tempat menarik di kawasan Leebong ini. Ada pulau pasir, pantai sikas, spot snorkling, dan wisatawan pasti saya ajak mampir ke sini, ke hutan mangrove," cerita Norman.Yang istimewa, lanjutnya, tanaman Mangrove Pulau Belitung di sini tumbuh di tengah laut yang dangkal tapi airnya sangat jernih, sehingga akarnya terlihat jelas sampai dasar.Dan memang, menyisir kawasan Mangrove Pulau Belitung ini sangat jauh berbeda dibandingkan beberapa hutan mangrove yang pernah saya masuki sebelumnya. Terutama di pesisir utara pulau Jawa. Perbedaan alam dan jenis tanah sangat berpengaruh. Di pesisir utara Jawa airnya sebagian kecoklatan, sebagian lainnya ada yang agak jernih tapi tidak sejernih di Belitung.Akar tanaman mangrove punya ciri yang sangat khas. Kokoh melengkung dan mencengkeram kuat di dasar laut. Jika air surut, akarnya sangat jelas terlihat bersatu dengan tanah atau pasir, tergantung dimana ia tumbuh. Pada saat air pasang, di perairan belitung ini, akarnya tetap terlihat jelas.Ekosistem hutan Mangrove Pulau Belitung bersifat khas. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.Hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika, termasuk di Belitung ini.Menghadapi lingkungan yang ekstrem di hutan bakau, tetumbuhan beradaptasi dengan berbagai cara. Secara fisik, kebanyakan vegetasi mangrove menumbuhkan organ khas untuk bertahan hidup. Seperti aneka bentuk akar dan kelenjar garam di daun. Namun ada pula bentuk-bentuk adaptasi fisiologis.Tanaman di kawasan mangrove seperti jenis bakau ini punya banyak manfaat.Selain sebagai benteng alami dari terjangan abrasi, hutan mangrove juga jadi habitat yang nyaman bagi biota laut. Di sinilah nelayan punya tempat alternatif untuk mendapat ikan, udang, kepiting, kerang, dan lain-lain."Kalau lagi tak ada penumpang yang berwisata, saya suka masuk ke dalam huyan mangrove ini. Kebetulan ada celah yang jadi semacam jalan pintas perahu, sekaligus pintu masuk untuk mencari kepiting atau udang," tambah Norman yang sudah puluhan tahun menjadi nelayan wisata maupun nelayan tangkap ini.Namun, lanjut Norman, nelayan hanya menangkan biota laut untuk sebatas keperluan saja."Ya kita tahu lah, pariwisata termasuk wisata Mangrove Pulau Belitung tetap jadi tulang punggung warga di sini. Harus kita jaga benar. Karena kelestarian alam jadi modal untuk pariwisata," tuntasnya.
Pesona Mangrove Pulau Belitung Yang Aduhai
Selasa, 18 September 2018 - 11:44 WIB