www.antvklik.com
- Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan pada 9-11 September 2018 menuai sejumlah kesepakatan bisnis. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, terjadi kesepakatan senilai 6,2 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 81,7 triliun.
Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong mengatakan, kunjungan Jokowi menghasilkan sejumlah kesepakatan investasi. Ini ditandai dengan penandatanganan 15 nota kesepahaman dan enam komitmen investasi. Sifatnya business to business antara sektor swasta Indonesia dengan Korea Selatan.
Pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan pengusaha Korea Selatan sepakat untuk menjajaki bisnis di Indonesia yang saling menguntungkan.
"Dengan 15 nota kesepahaman dan enam komitmen investasi, diharapkan sentimen pelaku usaha luar terhadap pasar nasional dapat menjadi lebih baik." ujar Thomas Lembong, Senin (10/9).
Kerjasama Bidik Pasar Asean dan Australia
Lembong menilai adanya upaya positif dalam meningkatkan kerjasama dan investasi Korsel pada sektor-sektor industri utama dan otomotif. Terlebih kerjasama tersebut bisa membidik pasar Asean dan Australia. Kerja sama Korsel dan Indonesia khususnya di sektor otomotif diharapkan bisa mendukung masterplan industri otomotif di Indonesia. Ini juga dapat menumbuhkan industri komponen dan rantai suplainya di dalam negeri. "Yang paling penting itu adalah meyakinkan investor bahwa Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk berinvestasi. Kebanyakan negara yang ekonominya sedang terpuruk, karena tak bisa menjaga sentimen pasar atau pelaku usaha," papar Lembong. Kunjungan ke Seoul merupakan kunjungan balasan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In ke Indonesia pada 2017 lalu. Kunjungan ini juga bertepatan dengan 45 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Korea Selatan, di mana kedua negara telah memiliki Special Strategic Partnership. Di Seoul, kedua kepala negara membahas penguatan kerja sama ekonomi. Bagi Indonesia dan Korea Selatan, penguatan kerjasama ekonomi menjadi semakin penting, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu.Daftar Nota Kesepahaman B-to-B yang ditandatangani yakni:
-Pengembangan PLTA Teunom-2 dan 3 di Aceh Jaya, Aceh -Pengembangan pabrik kimia (VCM dan PVC) di Merak, Banten -Pengembangan pabrik mesin diesel -Pengembangan properti mixed-use MNC Lido City di Bogor, Jawa Barat -Pembangunan industri kosmetik di Karawang, Jawa Barat -Pengembangan PLTA Pongkeru 50 MW di Luwu Timur, Sulawesi Selatan -Pengembangan PLTA Peusangan-4 di Bireun, Aceh -Pengembangan PLTA Samarkilang 77MW di Bener Meriah, Aceh -Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di Jakarta -Pengembangan properti City Gate 88 di Jakarta -Pengembangan properti Vasanta Innopark di Bekasi, Jawa Barat -Kerjasama strategis di bidang Intelligent Transportation System (ITS) -Kerjasama strategis di bidang pengembangan ekosistem start-up -Engineering/Procurement/Construction of Jawa 9&10 (2x1000MW) Coal Fired Steam Power Plant Project -Kerjasama strategis di bidang pengembangan pusat teknologi alat-alat permesinan di Bandung, Jawa BaratDaftar Komitmen Investasi yang diumumkan, adalah perusahaan sebagai berikut:
- LS Cable & System - PT Artha Metal Sinergi - Parkland - Sae-A Trading - Taekwang Industrial - World Power Tech - PT NW Industries - InterVest - Kejora VenturesBaca Juga :