Atlet paralayang putra Indonesia, Jafro Megawanto mempersembahkan satu emas dari nomor ketepatan mendarat perseorangan putra di Gunung Mas Puncak, Jabar, Kamis (23/8).
Atlet asal Malang, Jawa Timur ini menjadi yang terbaik setelah mengalahkan atlet paralayang asal Thailand Jirasak Witeetham yang meraih medali perak dan Lee Chulsoo dari Korea Selatan dengan medali perunggu.
Jafro mengawali usahanya dengan sangat keras. Dengan membentangkan mimpi setinggi langit dan tekad yang menggebu-gebu, Jafro berhasil mewujudkan cita-cita menjadi atlet paralayang.
Padahal sebelum jadi atlet, pemuda berumur 22 tahun ini adalah tukang lipat parasut dengan upah lima ribu rupiah. "Awal saya mengenal paralayang mulanya itu saya jadi tukang lipat parasut," kata Jafro, seperti dikutip dari akun instagram resmi Kemenpora.
Bahkan disebutkan, impian Jafro sempat ditentang orangtuanya sendiri. Sementara rumah Jafro di Malang yang berjarak 500 meter dari lokasi pendaratan paralayang membuatnya terus berupaya menggapai mimpi setinggi langit.
Ternyata impiannya terwujud, bahkan menjadi yang terbaik di tingkat Asia. Emas yang dipersembahkan Jafro adalah medali emas ketujuh bagi Indonesia.
Hingga Kamis siang, Indonesia berada di posisi kelima perolehan medali, setelah China, Jepang, Korea, dan Iran Laporan : Setiono dari Gunung Mas, Puncak Jawa Barat