Masalah perut memang yang menjadi salah satu fokus pelayanan bagi jemaah haji Indonesia yang ditekankan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di Arab Saudi. Sejumlah keluhan soal makanan yang diterima langsung ditindaklanjuti. Pemerintah memiliki tanggung jawab guna memastikan hidangan kepada seluruh jemaah tetap berkualitas. Hari kedua berada di Tanah Suci, Senin (13/8), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin langsung mengunjungi dua dapur penyedia katering haji.Lokasi pertama yang dikunjungi adalah dapur katering haji yang berada di kawasan Jabal Nur, Mekah. Sedangkan lokasi kedua terletak di Sharayya, Mekah.Dalam pengamatan Menteri Agama, kedua penyedia katering haji tersebut tidak mengalami kendala berarti. “Alhamdulillah, juru masak kedua katering tidak menemui kendala dengan daftar menu yang kita berikan,” ujar Menteri Agama.Sisi distribusi katering juga diupayakan tidak terlambat. “Kalau sampai terlambat, bagi jemaah implikasinya serius,” kata Menteri Agama seperti dilaporkan
Reporter Antv M Ihsan Salam dari Mekah. Karena jemaah kini tinggal di hotel berbintang, menurut Menteri Agama, mereka tidak bisa seenaknya memasak sendiri. “Jemaah tidak boleh sembarang memasak di dalam kamar, juga saat ini relatif tidak ada penjual makanan kaki lima seperti dulu karena memang dilarang Pemerintah Saudi.”Di sisi lain, Menteri Agama juga menjelaskan, di setiap hotel ditempatkan petugas khusus untuk mencoba makanan secara acak. “Para petugas ini mempunyai kemampuan dasar untuk menguji makanan itu basi atau tidak.”Menteri Agama juga menyatakan, nantinya akan dilakukan evaluasi menyeluruh dengan melibatkan petugas dan sejumlah perwakilan penyedia katering haji yang dikontrak. Menteri Agama dengan tegas mengatakan bahwa tidak akan mentolerir perusahaan katering yang wanprestasi. “Mereka yang tidak tepat waktu mendistribusikan makanan atau menyajikan sudah basi kita coret, dialihkan ke perusahaan lain.”
Baca Juga :