www.antvklik.com
– Sebuah gedung pencakar langit di Guiyang, Ibukota Provinsi Guizhou China mencatat rekor dunia baru. Gedung bernama Liebian International Building, dilengkapi dengan air terjun buatan setinggi 108 meter atau lebih tinggi 3 meter dari Solar City Tower, Rio de Janeiro, Brasil, si pemegang rekor air terjun buatan tertinggi dunia.
Ide membuat air terjun buatan tertinggi di dunia berasal dari bos perusahaan, Zhou Shongtau yang ingin mempromosikan citra kota yang hijau atau ramah lingkungan. Menurutnya, Guiyang adalah kota pegunungan dengan banyak pepohonan, seperti layaknya sebuah hutan. Karena itu ia ingin menciptakan suasana kota yang hijau meski dikelilingi gedung-gedung pencakar langit.
[caption id="attachment_123078" align="alignnone" width="900"]![air terjun buatan]()
Air terjun buatan menggunakan 4 pompa yang boros listrik (courtesy South China Morning Post)[/caption]
Untuk mengoperasikan air terjun ini tidak secepat yang dikira. Perlu waktu persiapan selama dua jam. Dengan menggunakan air daur ulang yang ditampung dalam tangki-tangki bawah tanah, 4 mesin pompa menariknya ke atas. Namun lantaran banyaknya volume air yang disedot hingga mencapai ketinggian di atas 100 meter, membutuhkan pompa-pompa bertenaga besar yang justru boros energi. Tak heran, biaya tagihan listrik untuk mengoperasikan air terjun buatan ini mencapai Rp 1,7 juta per jam.
Lantaran mahalnya biaya tagihan listrik, pengelola gedung hanya sesekali saja mengoperasikan air terjun buatan ini. Tercatat, sejak selesai dibangun 2 tahun lalu, air terjun buatan ini baru 6 kali dioperasikan. Terakhir dioperasikan selama 30 menit hari Minggu kemarin untuk memeriahkan acara lomba marathon.
Sumber : CNN, Fortune, South China Morning Post
Air terjun buatan menggunakan 4 pompa yang boros listrik (courtesy South China Morning Post)[/caption]
Untuk mengoperasikan air terjun ini tidak secepat yang dikira. Perlu waktu persiapan selama dua jam. Dengan menggunakan air daur ulang yang ditampung dalam tangki-tangki bawah tanah, 4 mesin pompa menariknya ke atas. Namun lantaran banyaknya volume air yang disedot hingga mencapai ketinggian di atas 100 meter, membutuhkan pompa-pompa bertenaga besar yang justru boros energi. Tak heran, biaya tagihan listrik untuk mengoperasikan air terjun buatan ini mencapai Rp 1,7 juta per jam.
Lantaran mahalnya biaya tagihan listrik, pengelola gedung hanya sesekali saja mengoperasikan air terjun buatan ini. Tercatat, sejak selesai dibangun 2 tahun lalu, air terjun buatan ini baru 6 kali dioperasikan. Terakhir dioperasikan selama 30 menit hari Minggu kemarin untuk memeriahkan acara lomba marathon.
Sumber : CNN, Fortune, South China Morning Post
