www.antvklik.com
- Sebuah riset yang melibatkan hampir 100 ibu hamil digelar pada 10 rumah sakit di Belanda sejak 2015. Riset ini untuk mengetahui efektifitas meminum Sildenafil yang dinilai dapat memicu perkembangan janin. Sildenafil adalah nama medis untuk Viagra, obat yang dikenal menangani penderita disfungsi ereksi dan tekanan darah tinggi.Sebelum Viagra diuji coba ke ibu hamil, tim riset sudah melakukan eksperimen ke sejumlah tikus betina. Saat itu hasilnya, aliran darah ke plasenta membaik hingga membuat perkembangan janin tikus juga lebih baik.Dianggap eksperimen dengan tikus berjalan sukses, tim riset baru melanjutkan uji coba ke ibu hamil. Ternyata hasilnya justru mengejutkan. Dari total 93 ibu hamil yang minum Viagra, 11 bayi mereka akhirnya meninggal dunia dan 17 bayi lainnya mengalami kelainan paru-paru. Terdapat 8 bayi yang juga meninggal, namun tidak terkait kelainan paru-paru. Di luar jumlah itu, masih ada 10 sampai 15 ibu hamil yang kini harap-harap cemas menunggu persalinanRiset akhirnya dihentikan pekan lalu setelah komite independen mengkaji temuan bertambahnya kasus bayi baru lahir yang kritis akibat kelainan paru-paru. Padahal rencana awal, riset baru berakhir pada 2020 mendatang.
shock dengan kejadian ini. Ia juga sudah memberitahu koleganya di Kanada yang menggelar riset serupa untuk menghentikannya.Meski demikian, tim riset memastikan, kematian bayi bukanlah disebabkan akibat kesalahan penanganan medis. Mereka khawatir, Viagra justru telah membuat tekanan darah ke paru-paru meningkat, lalu membuat sang bayi sedikit mendapat oksigen hingga menyebabkan kematian. Guna mengungkap penyebab pasti kematian bayi, Amsterdam UMC sebagai lembaga yang menaungi riset ini akan mengundang pihak luar untuk menggelar investigasi.Sumber : The Guardian, The Independent
Berita Terkait : Pfizer Bantah Viagra Digunakan Dalam Uji Klinis Ibu Hamil
Seperti dilansir The Guardian, dalam wawancara dengan media lokal, ketua tim riset, Wessel Ganzevoort mengatakan, riset ini untuk mengetahui efektifitas Viagra untuk pertumbuhan janin. Namun ternyata hasilnya berkata lain. Ganzevoort mengakuBaca juga :
Baca Juga :