Antv – Berada di Desa Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan terletak sekitar 15 km dari kota Malang, Gunung Kawi kerap dikaitkan orang dengan mitos praktik pesugihan.
Gunung Kawi sering dijadikan sebagai tempat pesugihan, pemujaan atau kegiatan spiritual dan ritual yang dipercaya untuk mendapatkan kekayaan.
Meskipun banyak masyarakat yang mengatakan jika Gunung Kawi merupakan gunung biasa. Namun tetap banyak pula yang percaya kalau Gunung Kawi memiliki mustika kekayaan dan sejumlah kekuatan gaib yang mampu mendengar dan mengabulkan orang yang melakukan ritual pesugihan.
Gunung Kawi sendiri adalah sebuah gunung berapi yang sudah lama tidak aktif, lokasinya sebelah barat daya di Kabupaten Malang, berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar Jawa Timur
Gunung Kawi terkenal dengan pesarean atau pemakaman yang dikeramatkan. Di dalam pesarean ini terdapat makam Kanjeng Kyai Zakaria II, yang wafat pada tanggal 22 Januari 1871, dan Raden Mas Imam Soedjono, yang wafat pada tanggal 8 Februari 1876.
Mereka adalah tokoh bangsawan yang berjuang melawan penjajahan di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro.
Setelah mengalami kekalahan dalam Perang Jawa, mereka melarikan diri ke wilayah Jawa Timur.
Selama hidup mereka, kedua pahlawan ini dengan gigih menyebarkan agama Islam, dan bahkan setelah kematiannya, karisma mereka tak pernah pudar.
Bukti akan pengaruh spiritual yang kuat dari Kanjeng Kyai Zakaria II dan Raden Mas Imam Soedjono terlihat dari banyaknya peziarah yang datang ke pesarean ini.
Setiap tahun, terutama pada tanggal 1 Muharram atau 1 Suro dalam kalender Hijriah, ribuan peziarah mengunjungi makam mereka.
Kyai Zakaria, yang juga dikenal dengan sebutan Eyang Jugo, merupakan kerabat dari Keraton Kertosuro dan menjadi pengawal setia Pangeran Diponegoro selama perjuangannya melawan penjajah Belanda antara tahun 1825-1830.
Sedangkan RM Imam Soedjono merupakan keturunan dari Sultan Hamengku Buwono I yang memerintah di Keraton Yogyakarta dari tahun 1755 hingga 1822.
Keberadaan Gunung Kawi bukan hanya menghadirkan nilai sejarah yang kaya, tetapi juga menjadikan kawasan ini sebagai tujuan wisata religi yang populer.
Masyarakat dari berbagai suku dan etnis, seperti Madura, Jawa, dan Tionghoa, sering mengunjungi tempat ini untuk berziarah.
Para pengunjung ini tidak hanya datang untuk menghormati jasa-jasa pahlawan, tetapi juga untuk merasakan aura spiritual yang memenuhi udara.
Selain itu, beberapa peziarah bahkan datang untuk meminta pesugihan, mempercayai bahwa tempat ini memiliki kekuatan magis yang dapat memberikan keberuntungan.
Awalnya, makam Eyang Jugo di Gunung Kawi tidak dikenal sebagai tempat pesugihan hingga kedatangan sosok pria dari daratan Cina bernama Tamyng.
Cerita menarik ini memberikan sentuhan mistis pada Gunung Kawi yang membuatnya semakin menarik bagi para peziarah dan wisatawan.
Kisah Tamyang, seorang pria dari daratan Cina, memberikan nuansa unik pada Gunung Kawi.
Dikisahkan bahwa Eyang Jugo melakukan perjalanan ke Cina dan bertemu dengan seorang perempuan hamil yang kehilangan suaminya.
Dalam kebaikan hatinya, Eyang Jugo membantu perempuan itu secara ekonomi, dan perempuan tersebut sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan.
Sebagai ungkapan terima kasih, Eyang Jugo meminta perempuan tersebut untuk mengirimkan anaknya ke Gunung Kawi ketika dia sudah dewasa.
Anak janda miskin itu bernama Tamyang. Pada tahun 1940-an, Tamyang tiba di Gunung Kawi untuk membalas kebaikan Eyang Jugo yang telah membantu ibunya.
Dengan penuh kasih sayang, ia merawat makam Eyang Jugo dengan baik dan membangun tempat peribadatan dengan gaya Cina.
Sejak saat itu, para peziarah ramai mengunjungi Gunung Kawi, dan sekitar kawasan ini juga banyak bangunan yang mengusung gaya arsitektur Cina.
Kehadiran Tamyang dengan semangatnya yang mempersembahkan kebaikan telah mengubah pandangan masyarakat tentang Gunung Kawi.
Tempat ini tidak hanya menjadi tempat ziarah dan penghormatan terhadap pahlawan, tetapi juga memancarkan atmosfer magis yang terkait dengan pesugihan, yang diyakini oleh beberapa peziarah.
Cerita unik ini menambahkan dimensi baru pada Gunung Kawi, memperkaya pengalaman spiritual dan keagungan tempat ini.
Selain pesarean yang dikeramatkan dan bangunan bergaya Cina, Gunung Kawi juga menawarkan panorama alam yang memukau.
Keindahan alam sekitar dengan lembah yang dalam, pepohonan yang rimbun, dan udara segar yang menyejukkan, semakin melengkapi pengalaman berziarah dan wisata religi di sini.