“Bahwasannya ada cara hidup yang kurang baik, gaya hidup yang merusak, yaitu berbelanja sesuatu tidak memakai pertimbangan, yang bisa jadi karena itu terpengaruh karena lingkungan yang biasa hidup dengan gaya tidak baik atau bisa jadi sebuah kesombongan,” tutur Buya.
“Kisah konser musik hanya sebuah contoh. Jadi kami melihat dari sisi yang tidak baik, yaitu budaya tampil so kaya, padahal belum tentu kaya beneran kan,” ungkap Buya lagi.
Buya Yahya kembali menekankan, jika Coldplay akan konser di Jakarta bukan menjadi masalah, tapi yang jadi masalah utamanya yakni terkait orang-orang yang membeli tiket karena ikut-ikutan hingga memaksakan diri meski ekonomi tak mampu.
“Permasalahannya bukan LGBT atau grup musik itu, cara hidup, cara hidup yang ikut-ikutan, kesombongan pengen dilihat wah, gaya hidup pengen dilihat wah, ini gaya hidup yang rusak,” kata Buya.
“Ayo kembali ke cara hidup Nabi, kami tidak melihat sisi itu tapi kami melihat cara hidup yang benar, jangan sombong, jangan ikut-ikutan. Jangan ikut gaya hidup orang-orang, tapi ukur gaya hidup kamu sendiri,” tandas Buya Yahya.