Antv – Pekerjaan menyulam tidak hanya dilakukan oleh nenek. Kini, generasi muda bisa melakukannya dengan desain mengikuti perkembangan. Media sosial turut membantu anak muda menyukai menyulam.
Annie Zigman, 25 tahun, seorang penyulam. Ia melihat perubahan penyuka sulaman sejak pandemi Covid 19.
“Dulu, itu adalah sesuatu yang Anda anggap hampir seperti hobi nenek Anda dan aktivitas nenek Anda, tapi hari ini, sejak pandemi, tidak lagi hanya untuk nenek Anda,” kata Annie Zigman seperti dikutip dari Reuters, Selasa (28/2/2023).
Zigman menyaksikan meningkatnya minat dan permintaan di kalangan generasi muda dalam menyulam.
“Ada begitu banyak anak muda yang mulai menjahit selama pandemi dan terus melakukannya hari ini," kata Annie.
Setelah Zigman kehilangan pekerjaan di Broadway karena pandemi, dia menggunakan jarum sulam untuk menenangkan kecemasannya.
Namun, Zigman tidak asing dengan kerajinan itu. Proses rajin menjahit pola membantu menenangkannya ketika dia baru pulih dari kecelakaan mobil beberapa tahun sebelum pandemi melanda.
Tapi ada satu masalah ketika Zigman kembali menyulam, dia tidak bisa menemukan desain yang disukainya.
“Banyak desain adalah sesuatu yang saya rasa belum tentu gaya saya saat itu. Jadi, saya berpikir, 'Oh, saya bisa melukis sesuatu yang saya inginkan sendiri’,” jelas Annie Zigman.
Zigman sendiri menjadi seorang desainer dan mulai menggambar desain yang disukainya di atas kanvas untuk disulam. Desainnya menjadi sangat populer di kalangan generasinya, berkat media sosial.
“Karena media sosial, sulaman meledak dan benar-benar terus berkembang sejak pandemi,” ujarnya.
Sarina Cannizzaro, 26 tahun, seorang pelanggan di Annie & Company Needlepoint & Knitting di lingkungan Upper East Side Manhattan mengatakan sulaman telah menjadi sangat trendi. Desainnya jauh lebih milenial dan fokus Gen Z sekarang.
"Rasa kebersamaan, kerajinan itu telah menyatukan orang tidak hanya secara online, tetapi juga secara langsung,” kata pemilik Annie & Company, Anne Goodman.
Pengikut klub sulaman telah berkembang dari 1.000 pada Mei 2020 menjadi lebih dari 2.030 pada Februari 2023, semuanya dilakukan tanpa iklan atau postingan bersponsor.
LeighAnne Tucci, organisator klub, 36 tahun mengatakan bahwa jarum sulam membantunya bersantai.
"Ketika saya pulang dari hari yang melelahkan di tempat kerja, alih-alih menggunakan ponsel sepanjang malam, saya duduk, menonton TV, dan menyulam itu hanya bersantai," katanya.
Zigman yang sekarang tinggal di St. Louis, Missouri, mengatakan kerajinan menyulam terjadi di seluruh Amerika Serikat.
Sulaman telah ada selamanya dan tidak akan kemana-mana. Itu hanya dilakukan dengan gaya yang berbeda agar sesuai dengan generasi yang berbeda dan orang-orang yang menyulam sekarang.