Saat itu, iapun memikirkan bagaimana untuk menciptakan teknologi tersebut hingga terbentuk miniatur rumah yang dibuat sedemikian rupa, menggunakan modul dan memanfaatkan listrik dari power bank.
"Idenya berawal dari lihat jemuran di belakang rumah, keresahan para ibu rumah tangga juga menjadi pertimbangan pembuatan teknologi ini yang diharapkan bisa memudahkan mereka jika sedang berada di luar," ucap Ajeng.
Sementara itu, guru pembimbing dari program smart home project, Dewi mengatakan, pihaknya sengaja memberikan kebebasan kepada para siswa dalam menciptakan suatu karya, yang diharapkan nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat.
"Kita memberikan kebebasan kepada mereka untuk menciptakan teknologi yang sederhana. Harapannya kita sebagai guru kelak 5 hingga 10 tahun yang akan datang, mereka jauh lebih bisa mengembangkan hasil karya produknya," ungkap Dewi.
Tak hanya membuat jemuran pakaian aman dari air hujan, melalui program smart home ini juga, lampu rumah akan bisa menyala dan padam tanpa disentuh, memanfaatkan jaringan bluetooth.
Jika akan menyalakan lampu, cukup menggunakan suara via ponsel. Begitupun jika ingin memadamkan lampu, pemilik rumah hanya cukup memerintahkannya melalui ponsel, lampu pun akan padam dengan sendirinya.