Ular yang baru menetas jauh lebih disukai di pasaran dibanding ular indukan. Satu ekor ular yang baru menetas dijual paling murah Rp2 juta, tergantung corak dan genetik hewan melata itu.
“Yang pasti, motif itu yang pertama. Kemudian, gen ularnya karena setiap ular tidak sama motif dan genetiknya,” ujarnya.
Lutfi menceritakan, pembeli ular tak hanya dari wilayah Sumenep atau Jawa Timur. Juga dari berbagai kota di tanah air.
Pria yang juga hobi mendaki gunung ini setiap bulan mengeluarkan biaya pemeliharaan cukup tinggi.
Dari puluhan induk ular yang dimilikinya, memerlukan biaya Rp800-1,2 juta setiap bulan karena menghabiskan puluhan ekor ayam dan tikus putih.
“Saya menyediakan indukan 24 ekor sedangkan pejantan 6 ekor. Untuk anakan yang baru menetas sekarang ada ratusan ekor,” tandasnya.