“Nah sederhana, pikiran kita itu tidak bisa langsung sampai kecuali melalui pintunya, hati pun juga ada pintunya. Pintunya hanya sederhana kok, hanya ada mata dan telinga saja kok. Kalau kita bisa menjaga mata kita dan telinga kita, aman dari godaan apapun,” tuturnya lebih lanjut.
“Lalu untuk menjaga mata dan telinga kita ini, maka yang perlu kita perhatikan mata telinga dari siapa sih, kalau suara burung gak akan mengganggu anda. Tapi yang merusak anda adalah omongan manusia, maka omongan dan karya manusia yang ada hubungannya dengan yang merusak anda,” jelasnya.
Lalu, Buya juga menjelaskan jika perbuatan maksiat yang bisa saja dilakukan oleh seseorang itu terletak dari dengan siapa mereka bergaul atau berteman.
“Sehingga kalau Nabi praktis bicara, temanmu itu siapa gitu loh, temanmu siapa. Karena teman itu yang akan membisikan di telingamu yang akan memamerkan sesuatu di depan matamu, itu temanmu. Kalau dia baik dia akan membisikan kebaikan,” kata Buya.
“Lah orang ingin hijrah pengen baik tapi temannya tidak baik, ya gak bisa dong. Dia gak kuat, mungkin pikirannya sudah menolak karena ngerti itu haram, tapi syahwatnya yang berbisik ‘aku senang dengan itu’, kan gitu. Maka dari itu kawan itu penting. Maka jauh lah dari kawan yang menjerumuskan,” ucap Buya Yahya.