Antv –Sebagai seorang Muslim yang taat akan syariat Islam tentu tidak percaya dengan ritual yang mempersembahkan tumbal untuk mendapatkan kekayaan dari makhuk halus atau jin atau biasa disebut tumbal pesugihan.
Hal itu merupakan kebiasaan syirik yaitu menyekutukan Allah ta’ala. Korban tumbal pesugihan ditentukan berdasarkan permintaan makhluk gaib dan pelaku pesugihan harus bisa memenuhinya. Tumbal tersebut sebagai pengganti atau barter untuk kekayaan yang diperoleh.
Lantas bagaimana pandangan Buya Yahya terkait seseorang yang meninggal karena dijadikan tumbal pesugihan?
"Istilah tumbal itu ada dulu di sungai Nil, kisah zaman dulu katanya. Jadi kalau ada musim anak gadis diceburkan itu istilah tumbal begitu." kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV pada Selasa, 22 November 2022.
"Itu adalah keyakinan yang tidak salah misalnya disebuah tempat harus ada jadi korban, salah satu dari warganya jadi korban. Itu adalah tumbal, istilah tumbal itu kurang lebih semacam itu." sambungnya.
Menurut Buya Yahya, dalam syariat Islam, tidak ada kezoliman seperti itu. Keyakinan yang salah dan keluar dari iman meyakini yang demikian.
"Nah, jelas itu bukan dalam syariat Islam, tidak ada. Kezoliman seperti itu tidak ada. Keyakinan yang salah dan keluar dari iman meyakini yang demikian itu. Apakah benar, misalnya ada keluarga jadi tumbal di keluarga, kalo ada orang yang niat menjadikan tumbal bisa saja karena dia punya akidah yang sesat." katanya.
Buya Yahya mengatakan seseorang yang melakukan hal tersebut merupakan orang yang tidak kenal dengan agama.
"Ada sebuah keluarga mungkin dia tidak kenal agama untuk mencari kekayaan harus salah satu anaknya dijadikan tumbal. Ini kebodohan, kegilaan membunuh anaknya. Dengan cara yang dia yakini urusan dengan sihir dan sebagainya." kata Buya.
"Niatnya ada akan tetapi hakikatnya seperti apa, Ini beda antara orang niat menjadikan tumbal berarti dia punya niat jelak, dia punya keyakinan yang salah dan tidak benar. Ingin menjadikan tumbal salah satu keluarganya, itu jelas salah Nauzubillah jangan sampai diantaran kita punya niat tersebut." sambungnya.
Lebih lanjut, Buya menyampaikan sebagai orang beriman jika seseorang telah meninggal tidak usah dihubungkan dengan tumbal.
"Anda orang beriman, jika ada yang meninggal dunia ya sudah meninggal dunia tidak usah anda hubungkan dengan masalah yan terjadi dengan tumbal dan sebagainnya. Kalau ada orang meninggal karena dijadikan tumbal dia mati syahid, dia mulia karena dizalimi kenapa malah disempurnakan-disempurnakan." katanya lebih lanjut.
"Kalau misalnya ada orang beriman, hidup di negara tidak beriman kemudian dipegang, dimasukan jadikan tumbal, dia mati syahid kok asalkan dia tidak meyakini tentang tumbal-tumbalan tadi. jadi dia cuman dijadikan korban." katanya lagi.
"Jadi saudari anda meninggal dunia kalau memang dia dizalimi, dicebur atau bagaiaman, kalau dia terzalimi dia masuk surga. Cuman kalau keyakinan keluarga anda dia dijadikan tumbal. Anda buang keyakinan itu. Adik anda sudah meninggal dunia ya sudah." tutup Buya Yahya.