Pembunuh yang Terlupakan dan Diam-Diam Mematikan Itu Bernama Pneumonia

Hari Pencegahan Pneumonia Sedunia (Foto : Freepik/ freepik)

Maka S dan keluarga tak punya pilihan lagi selain menunggu keajaiban terjadi di Instalasi Gawat Darurat (IGD), sebuah ruangan yang terlalu sempit untuk menampung doa dan harapan mereka yang begitu besarnya untuk kesembuhan sang bapak.

“Pada saat itu semua rumah sakit menolak karena ruang isolasi penuh. Tengah malam langsung dibawa ke rumah sakit di IGD. Ketika di-rontgen, paru-paru bapak berkabut putih. Tidak sempat menerima penanganan dan kemudian pagi subuh almarhum meninggal di IGD,” tuturnya.

Pada akhirnya, takdir menemukan jalannya sendiri. Bapak S mengembuskan napas terakhir beberapa jam setelah terbaring di IGD.

Kisah semacam itu mungkin bukanlah satu-satunya yang ada di Indonesia. Mungkin ada S lainnya yang juga kehilangan sosok yang mereka cintai akibat penyakit pneumonia yang sebelumnya tak mereka ketahui.

Tapi, di antara terbatasnya kata kerja yang dapat kita lakukan dan rentetan kabar buruk yang menghantam kita khususnya di masa pandemi hingga era new normal ini, kabar baik tetaplah kabar baik yang harus segera disebarkan.

Sebab, kabar baik adalah penawar paling ampuh untuk menangkal pikiran buruk dan kegelisahan terkait pandemi Covid-19 serta besarnya angka kematian akibat pneumonia yang disebut sebagai the forgotten pandemic atau pandemi yang terlupakan.

Banyak kemungkinan buruk yang mengancam di sepanjang perjalanan ke depan dalam misi pemberantasan pneumonia, namun selalu ada harapan, selalu ada cahaya untuk kita bisa bertahan dan melawan.