Waspada! Tak Hanya Anak dan Lansia, Pneumonia Mengintai Semua Usia

Risiko Pneumonia Bagi Semua Kalangan Usia (Foto : Pfizer.id)

AntvPneumonia kerap diidentikkan sebagai penyakit yang menyerang anak-anak dan lansia. Faktanya, pneumonia tak dapat dianggap remeh lantaran dapat menjangkiti siapa saja dan di mana saja tanpa terkecuali.

Meski demikian, presiden Direktur Pfizer Indonesia, Nora T. Siagian menjelaskan bahwa risiko tertinggi tetaplah anak di bawah usia dua tahun dan dewasa pada usia 65 tahun.

Pneumonia sendiri merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus. Pada kondisi ini, infeksi dapat menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) paru-paru.

Perbandingan paru-paru normal dan penderita pneumonia. (Foto: Freepik/ brgfx)

Bakteri yang menyerang saluran napas dan menyebabkan pneumonia atau paru-paru basah adalah Streptococcus pneumoni. Bakteri dan virus ini menyebar dengan cepat melalui percikan air liur ketika penderita batuk atau bersin.

Paru-paru yang terinfeksi bakteri dan virus dan mengalami peradangan menyebabkan alveoli dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya kesulitan bernapas. Maka tak heran jika pneumonia disebut sebagai penyakit berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.

Pada tahun 2019, pneumonia telah merenggut nyawa sebanyak 2,5 juta jiwa, termasuk di antaranya ada 672.000 jiwa dalam rentang usia anak-anak. Sementara itu, setiap tahun setidaknya ada 450 juta orang yang terserang pneumonia.

Faktor Risiko Pneumonia

Risiko Pneumonia pada anak. (Foto: Pfizer.id)

Pada usia anak, pneumonia tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan oleh faktor gabungan seperti kekebalan tubuh, lingkungan (eksposur terhadap asap rokok dan polusi), dan bawaan penyakit paru sejak lahir.

Selain itu, pneumonia pada anak tak hanya dapat menyerang anak yang sehat, namun juga anak yang memiliki penyakit bawaan. Dan risiko itu dapat meningkat bila anak memiliki kondisi-kondisi kesehatan tertentu.

Secara sederhana, anak memiliki risiko besar terkena pneumonia karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna dan sepenuhnya berkembang, terutama bagi anak yang masih berusia di bawah 5 tahun.

Meski demikian, orang dewasa juga tidak boleh menyepelekan risiko terkena pneumonia. Walaupun dianggap memiliki kekebalan tubuh yang lebih kuat dibandingkan anak-anak, bukan tidak mungkin orang dewasa terinfeksi.

Sebab, seiring dengan pertambahan usia, sistem kekebalan tubuh juga akan semakin menurun. Hal itu juga didukung oleh faktor lainnya, seperti lingkungan, gaya hidup dan kondisi kesehatan tertentu lainnya.

Vaksinasi Sebagai Upaya Pencegahan Pneumonia 

Risiko Pneumonia bagi orang dewasa dan lansia. (Foto: Pfizer.id)

Menilik dari risiko dan dampak yang tidak dapat diremehkan dari penyakit radang paru-paru ini, Presiden Direktur Pfizer Indonesia, Nora T. Siagian berharap agar masyarakat bisa lebih teredukasi soal penyakit ini, khususnya di era new normal.

“Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman lebih jauh tentang penyakit ini serta faktor risiko dan pencegahannya agar terhindar dari penyakit mematikan tersebut,” katanya dalam acara Media Meet Up bertajuk “Risiko Pneumonia di Era New Normal: Siapa Saja, Dimana Saja, Bisa Kena” yang diselenggarakan oleh Pfizer dan Lippo General Insurance dan didukung oleh Siloam Hospitals.

Dr. dr. Allen Widyasanto, SpP., dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Siloam menjelaskan bahwa faktor risiko penyakit radang paru-paru ini juga menjadi pertanda pentingnya vaksinasi bagi pasien dengan kondisi tertentu.

“Faktor risiko tersebut menunjukkan pentingnya vaksinasi pneumonia untuk pasien dengan penyakit penyerta dan untuk melindungi paru-paru pekerja yang memiliki pekerjaan khusus yang rantan terhadap penyebab pneumonia,” ungkapnya.

Vaksinasi pada pneumonia dapat mencegah infeksi dari bakteri dan virus yang dapat menyebabkan pneumonia. Hal ini berlaku bagi anak maupun orang dewasa.

Vaksin pada anak diprioritaskan dalam usia 2 tahun pertama, karena sistem imun yang lebih rendah dan menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit menular, khususnya yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus yakni pneumonia.

Pemberian vaksinasi pneumonia bagi anak dilakukan sebanyak tiga kali dan satu kali sebagai boosting atau vaksin penguat. Berbeda dengan orang dewasa yang hanya perlu vaksin sebanyak satu kali.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan persetujuan bahwa vaksin pneumonia telah dapat diberikan untuk semua rentang usia, mencakup bayi, anak dan remaja dari usia 6 minggu hingga 17 tahun serta orang dewasa di atas usia 50 tahun.