Aplikator transportasi Online di Indonesia telah menggunakan Motor Listrik sebagai solusi naiknya bbm, namun nyatanya kendaraan tersebut masih jarang peminat.
Siapa sangka adanya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai kepada aplikator transportasi online menjadi sebuah keuntungan bagi ojol yang sudah tidak lagi mempunyai kendaraan.
Karena dengan adanya Perpes tersebut, kini para Aplikator OJek Online ( Ojol ) menghadirkan Motor listrik (Molis) untuk para mitranya.
Disaat seperti ini, Molis seperti menjadi alternatif bagi para pengemudi, pasalnya tidak sedikit para pengemudi Ojol menjual sepeda motornya demi bertahan hidup dikala ekonomi sedang turun drastis, terutama pada saat terjadinya Pandemi Covid 19.
Selain itu tidak sedikit pula para ojol harus merelakan sepeda motornya di tarik oleh leasing akibat tidak mampu membayar iuran disetiap bulannya.
Maka dari pada itu, kehadiran Molis seakan menjadi solusi untuk mereka karena pihak Aplikator menyewakan kendaraan molis kepada para pengemudi dengan syarat yang mudah.
"Kebetulan ya dari pihak aplikator mengeluarkan program ini, jadi sangat membantu karena semenjak pandemi kan banyak temen yang menjual motornya, jadi ketika ada trobosan seperti ini, temen-temen ojol yang udah gapunya motor bisa narik lagi," tutur Julius pengendara Ojol yang telah menggunakan Molis sejak satu tahun lalu.
Untuk harga sewa Motor Listrik yang dibebankan dari pihak aplikator kepada mitra ojek online sendiri terbilang cukup ringan.
"50 ribu perhari, tapi ini kan perawatan sparepats ditanggung oleh pihak aplikator," Tambah julius.
Dengan beban sewa yang terbilang murah, dampak positif yang diterima untuk lingkungan juga cukup terasa.
Hal ini dikarenakan Molis tidak menimbulkan kebisingan, nyaris tanpa suara dan juga bebas dari emisi karbon.
Dimata para Ojol yang telah menggunakan kendaraan tersebut, selain ramah lingkungan Molis juga terbukti sangat hemat dalam pengeluaran sehari-harinya, karena mereka hanya perlu mengecas baterai.
"Dari Bogor ke Jakarta abis satu baterai, satu baterai itu saya ngecas sekitar tiga jam. Untuk tiga jam tersebut saya hanya perlu mengeluarkan seribu rupiah lah kalau dirupiahin dari token ya," jelas Anton seorang Ojol yang setiap harinya bekerja pulang pergi dari Bogor ke Jakarta dengan menggunakan Motor Listrik.
Meski banyak yang mengatakan bahwa Molis bernilai positif dari segi lingkungan dan juga perekonomian, pada kenyataannya tidak semua pengemudi ojek online saat ini mau pindah haluan menggunakan motor bertenaga listrik tersebut.
Seperti halnya Dwi, pengemudi ojek online wanita yang pernah menggunakan Molis ini lebih memilih menggunakan sepeda motor konvensional karena baginya penggunaan motor listrik saat ini masih belum efektif, hal ini dikarenakan tempat penukaran baterai yang masih sedikit.
"kalau saya sih milih regular (motor bbm) lagi karena kita bisa ambil trek jauh. Kalau shelternya pas deket mungkin iya enak, tapi ini masih jarang," terang dwi.
Kendala lain selain keterbatasan tempat pengisian baterai, Molis juga terkendala oleh batasan kecepatan rata-rata yang hanya 60 km per jam dan minimal beban berat pengendaranya.
"dia gabisa berat-berat ya, memang standartnya hanya 100 kilo kurang, nanti kalau misalkan lebih kemungkinan jebol shocknya," kata Anton.