Hormat Bagi Sang Raja Ular!

Hormat Bagi Sang Raja Ular! (Foto : freepik)

Antv – Ular king kobra yang kadang lebih dikenal dengan sapaan ular lanang atau bahasa latinnya ophiophagus hannah (Cantor, 1836), memiliki sebaran distribusi yang sangat luas mencakup wilayah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan sebagian wilayah Asia Timur dengan ketinggian hingga mencapai 2000 mdpl.

Untuk beberapa jenis ular mangsanya adalah hewan pengerat (mamalia) walau ditemukan juga jenis ular tertentu memangsa jenis burung (aves) sebagai makanan utamanya. Namun itu tidak berlaku bagi king kobra, sebab king kobra berperilaku kanibal yakni memangsa jenis ular lain yang ukuranya lebih kecil.

Hidup melata yang cenderung bersifat terrestrial (lebih banyak menghabiskan hidup di atas permukaan tanah), ular king kobra dapat ditemukan di berbagai habitat meliputi hutan hujan, savana, hutan dataran tinggi, kawasan mangrove, kawasan kapur, padang rumput, hutan bambu, semak-semak, bahkan dapat terlihat di kawasan pertanian yang masih berdekatan dengan hutan.

Pewarnaan ular king kobra dapat dikatakan tergantung pada lokasi geografis. Warna sisik mereka berkisar dari hijau kecoklatan, coklat, coklat kekuningan, sampai hitam dengan corak “pita” samar berwarna putih di sepanjang seluruh tubuh bagian dorsal (atas tubuh).

Sementara itu warna sisik ventral (bawah tubuh) pada leher biasanya cerah kemudian berangsur menjadi lebih gelap.

Panjang tubuh ular king kobra dapat mencapai kisaran 6 meter, sehingga menjadikannya sebagai ular ini sebagai ular berbisa terpanjang di dunia. Kategori “bisa” utama mereka tergolong neurotoksin.

Ular ini termasuk dalam Keluarga Elapidae yang memiliki gigi taring bisa Proteroglypha (gigi taring bisa panjang terletak di depan rahang atas).

Meski demikian, king kobra tidak mampu menyemburkan bisa-nya seperti ular kobra pada umumnya.

Ketika dalam kondisi siaga, ular king kobra mampu melebarkan “leher” mereka sambil mengangkat atau menaikkan sepertiga dari panjang tubuh, bahkan mampu dengan “berjalan maju” sambil mengangkat badannya itu dengan diikuti oleh suara desisan keras.

Ular king kobra adalah salah satu ular yang mampu “membangun” sarang untuk meletakkan telur-telurnya dengan jumlah sekitar 20-50 butir, dan dengan masa pengeraman antara 60-70 hari, yang kemudian ular ini akan menjaga hingga telur-telur itu menetas. Makanan utama ular ini adalah ular baik yang ber”bisa” atau pun tidak.

Pengurangan populasi ular ini sering disebabkan oleh perusakan habitat (“ekspansi” pemukiman, penebangan pohon, kawasan pertambangan, sampai pengalih fungsian untuk pertanian) serta perburuan “ular dewasa” dari alam liar (kulit, makanan, dan obat-obatan).

Ular ini telah masuk dalam kategori Appendix II CITES, 1972. Tindakan konservasi sangat diperlukan, baik dalam hal habitat bahkan sampai pengawasan tingkat perdagangan ular ini.