Mengenal Stroke Hemoragik atau Stroke Perdarahan, Ini Penyebabnya

Stroke Hemoragik atau Stroke Pendarahan (Foto : Pixabay)

Antv – Belakangan ini, istilah stroke hemoragik atau stroke perdarahan tampak santer terdengar di telinga publik.

Terlebih, baru-baru ini, seorang pakar penyembuhan holistik Indonesia, Reza Gunawan, yang juga merupakan suami dari penulis Dewi Lestari (Dee Lestari) diketahui mengalami penyakit tersebut.

Nah, sebenarnya apa itu hemoragik atau stroke perdarahan dan apa penyebabnya? Berikut ini ANTVklik sajikan penjelasan singkat mengenai hemoragik dan penyebabnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Stroke Hemoragik atau Stroke Pendarahan

Stroke hemoragik adalah kerusakan otak yang disebabkan oleh pendarahan di otak. Ini bisa terjadi setelah pembuluh darah pecah atau jika jaringan otak berdarah. Adapun, dokter biasanya kerap menggunakan istilah "perdarahan intrakranial" ketika berbicara tentang jenis penyakit ini.

Pendarahan di otak memberi tekanan pada sel-sel otak di sekitarnya dan dapat menyebabkan area otak kekurangan darah. Hal ini menyebabkan kerusakan jaringan otak, yang dapat menyebabkan gejala neurologis dan mengancam jiwa.

Apa yang menyebabkan stroke hemoragik?

 {{ photo_id=562945 }}

Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan di otak. Ini bisa terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah atau ketika jaringan otak mulai berdarah. Kerusakan akibat stroke hemoragik dapat terjadi akibat tekanan yang disebabkan oleh perdarahan, edema, atau kurangnya suplai darah.

Jaringan otak dapat berdarah setelah stroke iskemik, yaitu stroke yang disebabkan oleh suplai darah yang tersumbat. Ini merusak jaringan otak, membuatnya rapuh dan rentan terhadap pendarahan.

Selain itu, penyebab umum lain dari stroke hemoragik antara lain adalah adanya tumor otak, tumor yang bermetastasis ke otak, dan infeksi parah di otak.

Gejala stroke hemoragik

Gejala stroke yang paling umum antara lain adalah: 

1. Mati rasa atau kelemahan pada lengan, wajah, atau kaki

2. Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan

3. Pusing berlebihan

4. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi

5. Sakit kepala parah

6. Kesulitan melihat dalam satu atau kedua mata