Catatan Sepakbola M.Nigara Kualifikasi Piala Dunia 2026 Indonesia vs Arab Saudi, Now or Never

Timnas Indonesia (Foto : IG : antarafotocom)

Kendala

Sekali lagi, kelemahan paling menonjol di tim nas kita adalah tidak adanya 'tukang bikin gol'. Pemain yang memiliki naluri tinggi untuk membobol gawang lawan. Dari 5 kali tampil, kita baru mencetak 4 gol.

Jika saja kita memiliki bomber seperti: Sutjipto Suntoro, Syamsul Arifin, Bambang Nurdiansyah, dan Ricky Yakobi, mungkin akan lain. Contoh konkretnya saat memghadapi Jepang, ada tiga peluang indah, 2 di babak pertama, 1 di babak kedua, semua tidak mampu jadi gol.

Selain itu, saya juga melihat kendala paling utama adalah komunikasi STY dengan pemain. Jujur, saya termasuk pengamat yang sangat menghargai STY. Suka atau tidak, STY berhasil mengantarkan tiga tim nas U17, U20, dan Senior, lolos ke Piala Asia. Satu prestasi yang tidak boleh diabaikan.

Tapi, menyaksikan lima laga tim nas senior di babak ketiga Grup C, kualifikasi Piala Dunia, ada semacam perdebatan dalam diri saya. Sebagai wartawan dan pengamat, saya tahu memiliki batasan tertentu. PSSI lah pemilik hak itu sendiri.

Dulu, ada 2 pelatih asing yang lumayan sukses di tanah air. Pertama, Tony Pogacnik, asal Yugoslavia yang menangani timnas kita 1954-1963. Catatan paling istimewa timnas kita mampu menahan Uni Soviet 0-0 di perdelapan final Olimpiade Merlbourne, Australia 1956.

Kedua, Wiel Coerver, asal Belanda, 1975-76. Catatan, tim nas kita nyaris ke Olimpiade Montreal, Kanada. Di laga pamungkas melawan Korut, kita kalah dalam adu penalti.