Catatan Sepakbola M.Nigara : Semifinal Piala Eropa 2024 Spanyol 2-1 Perancis, Sinar Yamal Cemerlang

Lamine Yamal (Spanyol) (Foto : IG euro2024)

[7/7 21.05] Yesayas: Betul brader, ulangan final Pildun 2010 di Afsel. Spanyol - Belanda = 1 - 0. Gol Iniesta.

Jadi, ketika Spanyol sungguh-sungguh mampu mengatasi Perancis, ada kelegaan yang luar biasa. Paling tidak, kami (saya dan brader Yes) masih lumayan tajam pengamatannya. Maklum, saat ini banyak sekali pengamat muda yang keren-keren, meski ada juga yang mengaku pengamat, sesungguhnya belum teruji. Di bilang wartawan sepakbola, belum genap dua tahun, dan liputannya pun global. Disebut pembina, ya gak ada tim yang dibina. Aaah, sudahlah, maafkan saya ya brader-brader.

Kebahagiaan Ganda

Keberhasilan Spanyol di seminal yang dimainkan di Allianz Arena Stadion, Munich, membuat kebahagiaan saya berganda. Pertama, seperti dialog saya dengan brader Yes, jadi kenyataan. Kedua, pahlawan Spanyol bernama Lamine Yamal, pemain sayap termuda sepanjamg sejarah Piala Eropa, bahkan Piala Dunia.

Lahir di Esplugues de Liobregat, Spanyol, 13 Juli 2007, usianya 16 tahun 362 hari. Pele tampil di Piala Dunia 1958 ketika usianya 17 tahun lebih 7 bulan, kala itu menjadi pemain termuda. Tidak hanya itu, keduanya tampil sangat istimewa. Bahkan Pele terbukti menjadi bintang dunia, sementara Yamal, masih kita tunggu akankah sinarnya terus menyala, atau...

Tidak hanya itu, kesuksesan Spanyol dan Yamal, seolah ingin (saya tak bosan menuliskannya) membuka mata kita 'para penggila' dan pendukung timnas Garuda, bahwa batas dunia sudah nyaris terhapus. Lho, kok?

Ya, kesuksesan Yamal di timnas Spanyol jelas bukti bahwa siapa pun, bukan hanya Skuad Garuda, bisa memperkuat negara mana pun juga. Tidak hanya sepakbola, bahkan banyak pemimpin, Presiden atau Perdana Menteri yang bukan orang asli dari negara yang dipimpinannya.