Antv – Praktis tak ada kejutan di kejuaraan sepak bola Piala Eropa 2024 Jerman. Tim yang lolos ke semifinal, Spanyol, Prancis, Inggris dan Belanda, memang sudah diprakirakan dan sepantasnya. Keempat negera itu kekuatan elit sepak bola eropa, bahkan dunia.
Tadinya, agar lebih berwarna, diharapkan 'kuda hitam' seperti Georgia, Swiss atau Turki bisa mengambil satu tempat semifinal. Tapi sayang, marwah sepak bola masih berpihak pada kekuatan elit. Memang susah merubah sebuah dinasti oligarki kekuasaan.
Partai semifinalis, Spanyol versus Prancis dan Belanda versus Inggris, partai ideal. Mestinya kaya akan bibit, bebet dan bobot. Dari keempat negara itu, hanya Inggris yang belum merasakan supremasi juara Eropa. Apakah kali ini Inggris "The Three Lions" akan mengukir sejarah?
Peluang tentu ada. Tapi sebelum bicara juara, sebaiknya Inggris fokus dulu merebut tiket grandfinal. Sebab Belanda bukan lawan enteng. Data mencatat, Virgil van Dijk dan kawan-kawan performanya meningkat, khusus di dua laga terakhir, saat menang 3-0 dari Rumania dan 2-1 atas Turki
Sementara Inggris belum tampil maksimal pada lima laga. Di fase grup sekali menang 1-0 dari Serbia. Dua kali seri, lawan Denmark 1-1 dan Slovenia 0-0. Di 16 Besar, Inggris nyaris kalah dari Slovakia. Tapi beruntung satu menit jelang peluit panjang, Jude Bellingham mencetak gol hingga angka 1-1.
Pada perpanjangan waktu, Harry Kane cetak gol, Inggris pun menang secara dramatis 2-1. Sedangkan di 8 Besar, Inggris menang adu pinalti 5-3 dari Swiss, setelah imbang 1-1 pada waktu 120 menit. Jadi Inggris bisa sampai ke semifinal diwanai faktor beruntung.
Tak heran dua legenda Inggris, Gary Lineker dan Alan Shearer mengkritik dan pesimistis Inggris bisa juara. Memang sejak juara Piala Dunia 1966, Inggris tanpa gelar. Inggris selalu tergelincir, terakhir gagal meraih Piala Eropa 2020, kalah sial dalam adu pinalti melawan Italia di grandfinal.
Kini Inggris sudah beberapa kali dilindungi dewi fortuna. Itu berarti kutukan sial yang melekat puluhan tahun sudah berakhir. Bila itu terjadi, pendukung Inggris akan berpesta. Sebab, bila Inggris beruntung, Belanda, kemudian Spanyol atau Prancis akan mereka gulung.
Spanyol Sempurna
Dari semua semifinalis, Spanyol tercatat sebagai tim sempurna, menang langsung di lima laga. Menang dari Kroasia 3-0, kemudian Italia 1-0, dan Albania 1-0. Serta menghentikan kejutan Georgia 4-1, lalu menyingkirkan tuan rumah, favorit juara, Jerman 2-1.
Spanyol jelas bukan beruntung, mereka memang solid. Tim Matador kuat di semua lini, mulai kiper, barisan pertahanan, squad lapangan tengah, dan pasukan penyerang. Itulah yang membuat pemain dan pendukung Jerman tersiksa dalam kesedihan.
Lawan Spanyol di semifinal, Prancis tidak istimewa. "The Blues" menghandalkan pemain tua. Ada satu-dua pemain muda, tapi tidak menonjol. Alhasil Prancis lolos ke semifinal dengan prestasi pas-pasan, tanpa satu pun mencetak gol pada saat permainan normal.
Prancis hanya mencetak tiga gol. Satu dari pinalti Kylian Mbappe saat imbang 1-1 dengan Polandia (fase grup). Dua gol lagi, dari bunuh diri pemain Austria (fase grup) dan pemain Belgia (babak 16 Besar), saat Prancis menang 1-0. Sementara lawan Belanda 0-0 (fase grup). Di 8 Besar, Prancis menang adu pinalti 5-3 atas Portugal, setelah bermain imbang 0-0 di waktu 120 menit.
Dengan hasil itu, Prancis tidak meyakinkan, sekali pun punya nilai lebih di pertahanan. Namun lawan Spanyol, Prancis akan kewalahan. Sebab gempuran Matador sangat dahsyat. Mereka punya trio gelandang produktif Rodri, Fabian, dan Pedri. Juga trio penyerang maut, Lamine Yamal Alvaro Morata dan Nico Williams.
"Musuh utama tim Spanyol saat ini adalah diri mereka sendiri," kata Pep Guardiola . Maksudnya, sepanjang Alvaro Morata dan kawan kawan bisa tampil baik dan konsisten seperti laga sebelumnya, maka tak satu pun lawan bisa menghentikan mereka.
Tulisan ini sekadar mengungkap data. Karena itu, para pembaca jangan terpengaruh. Tetap konsisten mendukung tim jagoannya. Kalau saya, berharap Inggris juara. Itu agar sepak bola tidak durhaka, sudah waktunya kembali kepelukan sang bunda. Hahahahha.
Penulis Reva Deddy Utama: Jurnalis Pemerhati Sepak Bola