Garuda Muda: "Paris Here We Come !!!"

Garuda Muda: "Paris Here We Come !!!" (Foto : Dok. PSSI)

Mereka  seperti menanggung beban harus menang. Ditambah lagi dengan dianulirnya gol Ferrari, membuat mental pemain semakin down. Di sisi lain, stamina terkuras menghadapi tekanan keras pemain Uzbekistan.

Memang turnamen seperti Piala Asia butuh stamina super ekstra. Melawan Uzbekistan, adalah pertandingan ke lima secara berturut-turut dalam kurun  14 hari. Itu sangat berat dan melelahkan.

Tidak heran, saat lawan Uzbekistan itu, Garuda Muda kehilangan taji. Sering kalah bola,  karena salah umpan, atau kalah duel. Akibatnya Garuda Muda pun sulit ke luar dari tekanan.

Marselino, Witan, Nathan, Arhan, Ivar Jenner tidak seperti di empat laga sebelumnya. Melawan Uzbekistan mobilitasnya terbatas, lebih sering bermain di daerah sendiri. Dari tayangan di televisi terlihat wajah mereka kecapean.

Lawan pun 'kan menghadapi hal serupa?  Memang, tapi jangan lupa.  Uzbekistan merotasi enam pemain di partai semifinal itu. Sementara Garuda Muda hanya dua  pemain, Ramadhan Sananta dan Rio Fahmi.

Melawan Irak adalah laga ke enam dalam waktu 17 hari. Kesiapan mental dan stamina menentukan. Gagal ke final justru jadi cambuk untuk merebut juara tiga. Tuntutan menang jangan lagi jadi beban, justru penambah semangat juang.

Disiplin, Kontrol Emosi