Antv – Penampilan Tim PSSI U-23 (Garuda Muda) di Piala Asia, sangat membanggakan. Mereka tampil baik saat di penyisihan grup, kalah 0-2 dari Qatar, kemudian menang 1-0 atas Australia dan 4-1 atas Yordania.
Di babak 8 besar Garuda Muda semakin memukau, membuat raksasa Asia, Korea Selatan, keteter, dengan skor 2-2 di waktu 120 menit. Akhirnya Garuda Muda mengalahkan Korsel melalui drama adu pinalti 11-10.
Di semifinal Garuda Muda akan bertemu Uzbekistan. Melihat penampilan Uzbekistan saat melawan Arab Saudi, saya sangat optimistis Garuda Muda akan menang dan melaju ke grandfinal. Dengan demikian otomatis lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Syaratnnya Garuda Muda harus kembali tampil minimal seperti lawan Yordania dan Korsel, dengan menutupi beberapa kekurangan, baik taktikal individu mau pun beregu.
1. Mental bertanding.
Pasukan Garuda mental bertanding sudah bagus. Semua pemain percaya diri, terutama saat melawan melawan Yordania dan Korsel. Tak ada mindset lawan tangguh, sehingga sudah kalah sebelum bertanding.
Mereka tampil fight sepanjang pertandingan, dengan dukungan stamina yang prima. Ini terus dijaga dan ditingkatkan.
Dengan kepercayaan diri tinggi, otomatis pemain Garuda Muda akan bisa bermain tenang, tidak mudah panik saat menghadapi tekanan lawan.
Taktik strategi permainan bisa diterapkan. Manager tim dan head coach sangat berperan memompa motivasi pemain, dengan memperhatikan aspek teknis mau pun non-teknis.
2. Taktik menyerang.
Tingkatkan dan dipertajam kualitas serangan. Saat menguasai bola sirkulasi bola mengalir cepat dan terarah.
Jarak antar pemain harus dekat dan seimbang, kata lainnya taktik triangle diamond shape harus berjalan.
Perbanyak kombinasi daerah permainan terutama di lapangan tengah. Lalu diikuti, serangan melebar memanfaatkan lebar lapangan.
Pada saat yang tepat, berani melalukan killing passing di antara celah pemain lawan. Dan berani long range shooting atau tendangan jarak jauh serta akurat dalam menyambut bola rebound atau bola pantulan.
3. Manfaatkan bola-bola mati
Guna meningkatkan daya dobrak, manfaatkan momen dari bola-bola mati sepeti freekick, throw-in dan corner-kick. Lakukan dengan variatif.
Ini senjata ampuh harus dimaksimalkan untuk mencuri gol, seperti yang sudah dilakukan.
4. Taktik bertahan.
Bila kalah bola, di lini mana saja, pasukan Garuda Muda harus langsung menekan rapat pemain Uzbekistan.
Agar mereka tidak bisa melakukan taktik long pass, umpan jauh ke jantung pertahanan. Ini senjata Uzbekistan ketika mengalahkan Arab Saudi 2-0.
Uzbekistan juga lihai, melakukan kombinasi serangan, memanfaatkan wilayah kosong (blindside) dengan taktik come from behind.
Cara mengatasinya, tetap tenang, jangan panik, kontrol permainan. Jangan hanya melihat aliran bola, ball watching, tapi juga pergerakan lawan.
Pemain bertahan Garuda Muda menjaga kedalaman, secara terorganisir. Komunikasi antar pemain harus berjalan dengan baik. Sehingga tidak terulang kejadian gol serangan balik, seperti 2 gol balasan saat lawan Korsel.
Apabila Garuda Muda yang sangat kita banggakan itu bermain seperti analisis di atas, saya optimistis menang melawan Uzbekistan.
Itu sejarah baru, tampil di grandfinal Piala Asia dan Olimpiade Paris 2024, setelah 68 tahun lalu di Olimpiade Melbourne 1956.
Bravo Garuda Muda, teruslah terbang tinggi. Bravo sepak bola Indonesia..
Penulis: Isman Jasulmei (IJ), Pemerhati Sepak Bola, Pelatih, dan Mantan Pemain Timnas Indonesia