Berulang Sananta hanya dimainkan 10 menit terakhir. Beruntung di leg-2 lawan Vietnam, ujung tombak Persis Solo itu mampu menambah kemenangan kita menjadi 3-0.
Hadirnya Ragnar dan Thom Haye serta kecerdikan Jay, sangat menyegarkan tim. Tiga gol ke gawang Vietnam di kandang lawan, membuat keyakinan saya terkait tukang bikin gol, sudah sedikit terjawab.
Jika kita tetap tidak memiliki seorang spesialis tukang bikin gol, maka kombinasi pemain menjadi mesin gol, adalah jawaban pokok.
Apalagi, dalam waktu dekat, Ole Romeny, pemain depan FC Utrecht yang memiliki darah Indonesia dari ibu dan nenek, sudah siap mengikuti jejak Haye dan Oratmangoen, serta Ivar Jenner kawan satu klubnya.
Sebagai pemain dari klub Eredivisie, catatan saat ini berada di urutan 8 klasemen sementara, diharapkan bisa ikut memperkuat mesin gol timnas Merah-Putih.
Sementara Million Manhoef yang saat ini bermain untuk Stoke City, Inggris, tampaknya bisa menambah ketajaman mesin gol kita. Dari 37 gol memasukan, 7 berkat asis dari Manhoef.
Selain itu, masih sederet pemain berdarah separuh Indonesia yang siap membela Merah-Putih. Artinya, langkah Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI, semakin nyata. Peran Zainudin Amali sebagai Waketum dan Yunus Nusi sebagai Sekjen, juga semakin jelas.
Dan terpenting, apa yang kita harapkan, semakin lama semakin mendekati jalan yang benar. Serta jangan lupa status STY bisa segera diselesaikan...