"Krisis keuangan klub akan membuka jalan terjadinya match fixing. Bermain dengan bandar judi untuk mendapatkan uang. Ini akan merusak moral sepakbola yang mengedepankan sportifitas dan fair play. Jangan sampai Liga 2 jadi lahan basah pengaturan skor," Akmal mengingatkan.
Klub yang keuangannya tak sehat lebih baik dibangkrutkan saja. Kebijakan dan ketegasan pengelola Serie A Italia patut dicontoh PSSI dan PT LIB. Pada 2014, klub ternama AC Parma di degradasi ke kasta terendah Serie D karena dililit utang.
"Ingat, sebelum kompetisi dimulai klub harus menyertai surat pernyataan bebas utang sebagai syarat verifikasi peserta kompetisi. Nah, bila masih berutang lebih baik dipailitkan saja. Jangan sampai mereka jadi beban saat kompetisi berjalan," ungkap Akmal.
Para pemain pun harus menunjukkan solidaritas dan kekompakkannya. "Bila sampai jelang kick off klub belum melunasi penunggakan gaji lebih baik kompetisi ditunda saja. Para pemain harus kompak melakukan aksi mogok sebagai bentuk solidaritas," kata Akmal.
Aksi mogok pemain pernah dilakukan di La Liga, Spanyol, pada musim 2011/2012 karena kasus tunggakan gaji yang terjadi di klub Mallorca dan Hercules. Semua pemain termasuk mega bintang Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo melakukan aksi mogok selama dua pekan sampai ada penyelesaian.
Aksi tersebut dipimpin Asosiasi Pesepakbola Profesional Spanyol (AFE). Kalau di Indonesia Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI).
"Semua pemain Divisi Primera dan Secunda Division kompak melakukan aksi mogok sebagai bentuk solidaritas kepada sesama rekannya yang gajinya tertunggak. Semua dilakukan demi kebaikan kompetisi dari potensi masuknya tangan jahat para pengatur skor," Akmal menjelaskan.