"Mereka punya penembak tajam, bahkan bigman mereka bagus di tembakan perimeter. Mereka sangat cepat dengan guard yang punya kreativitas, memainkan bola basket dengan tempo tinggi dan defense yang sangat agresif. Kami memperkirakan akan menghadapi defense lawan yang agresif dari tim yang dinamis besok," kata Luca bertubi-tubi memberikan sanjungan.
Namun pada saat yang sama, ia pun percaya akan kekuatan timnya. Meskipun dipastikan kehilangan Kristaps Porzingis 10 hari menjelang game kontra Lebanon, ia tetap optimistis. Sebab, menurutnya kekuatan Latvia juga ada pada kekompakan tim.
"Kami dapat mengambil keuntungan dari kerja sama tim yang merupakan ciri khas Latvia selama dua tahun terakhir, tak peduli roster pemain kami," tegas Luca.
Ia juga mengaku sudah bersiap menghadapi Lebanon dengan menggelar uji coba dengan tim yang dinilai memiliki tipe permainan yang mirip. Latvia enam kali melakoni tune up game, dengan hasil menang atas Swedia, Georgia, Republik Dominika, Finlandia, dan Puerto Riko. Sementara satu laga terakhir kontra Lithuania berakhir dengan kekalahan.
Kapten tim Latvia Dairis Bertans menambahkan, ia dan rekan-rekannya merasa dalam kondisi sangat bagus menuju Piala Dunia pertama mereka. Ia merasa Latvia beruntung bisa lolos, tapi pada saat yang sama juga berpikir timnya benar-benar layak berlaga di ajang unggulan FIBA ini.
"Di kualifikasi, kami salah satu yang terbaik jika tidak bisa dibilang yang terbaik. Kami siap berkompetisi. Fokus kami saat ini di Lebanon, bukan tim lain. Ini tim yang tangguh untuk dihadapi, tapi kami sudah mengerjakan tugas kami. Saya yakin ini akan menjadi pertandingan yang bagus besok," kata Dairis.