Antv – Tim nasional Indonesia U-23 berangkat ke Thailand untuk bersaing di Piala AFF U-23 yang sekaligus dimanfaatkan sebagai persiapan jelang kualifikasi AFC Asia pada September, Senin (14/8/2023).
"Piala AFF U-23 ini menjadi persiapan tim U-23 berlaga di kualifikasi AFC Asia melawan Taiwan (China Taipe) dan Turkmenistan pada September. Lalu berlanjut ke target utama bisa berlaga di AFC Cup 2023 di Qatar sebagai kualifikasi ke Olimpiade Paris. Jadi dengan semua rentetan turnamen itu, Piala AFF U-23 menjadi sangat penting," kata Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji dilansir dari laman resmi PSSI, Senin (14/8/2023).
Tim asuhan pelatih Shin Tae-yong itu akan bersaing di Grup B menghadapi Malaysia dan Timor Leste untuk memperebutkan satu tiket lolos ke semifinal.
Namun tim Garuda Muda tidak diperkuat oleh sejumlah pemain terbaiknya saat bertolak menuju Thailand.
Shin Tae-yong tidak dapat menyertakan pemain-pemain U-23 yang berlabel bintang di Liga 1 2023/2024 seperti Rizky Ridho, Witan Sulaeman, Adi Satryo hingga Fajar Fathur Rahman.
Selain itu sejumlah pemain U-23 yang bermain di luar negeri juga tidak dilepas oleh klubnya masing-masing.
"Meskipun pemain tidak komplit, mereka berangkat ke Thailand tidak untuk berlibur. Mereka saya pastikan akan bekerja keras untuk menjadi yang terbaik," kata Shin Tae yong.
Tim Garuda Muda akan mengikuti ajang Piala AFF U-23 yang berlangsung pada 17 hingga 26 Agustus.
Indonesia akan berhadapan dengan Malaysia pada pertandingan perdana pada 18 Agustus dan dilanjutkan melawan Timor Leste pada 20 Agustus.
Sebelumnya, Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji berang terhadap Thomas Doll dan nakhoda PSM Makassar, Bernardo Tavares, yang dinilainya mempersulit pemanggilan pemain ke pemusatan latihan Timnas Indonesia U-23.
"Saya sangat kecewa dengan tidak hadirnya dua pemain dengan alasan berbagai macam. Pertama dari Persija, yang kedua dari PSM," ujar Sumardji Kamis (10/8/2023) lalu.
"Untuk kepentingan nasional, hanya dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23, itu saja sama pelatihnya ditahan, tidak dilepas," jelasnya.
"Bangsa ini membutuhkan tenaga, pikiran para pemain yang memang dibutuhkan. Akan tetapi, kalau pelatih asingnya yang ada di negara ini, yang cari makan di negara ini mempersulit, saya kira masyarakat bisa menilai," terang Sumardji.
"Tidak boleh kita biarkan. Orang pelatih asing cari makan di negara kita, tetapi mempersulit Timnas Indonesia U-23, Kalau bicara timnas ini bicara negara. Sudah berulang kali, ini dua kali kami dipersulit oleh pelatih Persija dan pelatih PSM," ucap pria berpangkat Kombes Pol. itu.