Ketika Sepak Bola Tarkam Diatensi Presiden Jokowi

Ketika Sepak Bola Tarkam Diatensi Presiden Jokowi (Foto : BPMI Setpres)

Antv – Ini menarik. Presiden kita, Jokowi Widodo (Jokowi),  meminta Menteri Olahraga baru, Dito Ariotedjo, untuk menggiatkan sepak bola Tarkam.

Disamping fokus melanjutkan  pengembangan DBON (Disain Besar Olahraga Nasional) dan Pelayanan Pemuda.

Presiden Jokowi yang memang kita tahu sangat suka dan peduli pada sepak bola, rupanya tetap dan masih gemas dengan pengembangan sepak bola nasional.

Salah satu bukti terbesarnya adalah, dia mengeluarkan Inpres Percepatan Pembanngunan Sepak bola Nasional, Inpres No. 3 tahun 2019. Selain kita tahu, beliau suka hadir nonton di stadion.

Kegemasan Jokowi sebenarnya bisa dipahami, manakala sepak bola kita sejak beliau menjadi Presiden hampir dua priode, pretasi timnas belum maksimal dan sesuai harapan. Inpres tak berjalan mulus karena berbagai alasan.

Apalagi PSSI saat ini, masih dianggap publik belum ideal dalam kepengurusannya. Masih diisi "orang lama" yang dianggap "toxic". Padahal sudah dipimpin sosok sekelas Erick Thohir.

Tata kelola PSSI lampau berkelindan masalah. Sehingga "bom waktu" bernama Tragedi Kanjuruhan terjadi. Disusul kemudian dengan sengkarut masalah kordinasi gagalnya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang baru lalu.

Belum lagi, kegagalan-kegagalan lain yang berkaitan lemahnya road map pembinaan usia dini,  kusutnya kompetisi profesional dan prestasi timnas yang masih sulit jadi jawara di kawasan Asean. Baik sebagai juara Piala AFF maupun juara Asean Games, sebagai contoh dalam 30 tahun terakhir.

Kita berharap, "nyali" dan napas sang Ketum PSSI, Erick Thohir, yang baru sebulanan menjabat, benar-benar panjang dan bisa mengatasi semua penyakit yang ada di PSSI. Cepat atau lambat.

Kembali ke sepak bola Tarkam. Apa kiranya yang mendasari Jokowi meminta Menpora baru untuk menggiatkannya?

Apakah karena beliau sudah terlalu pusing? Menghadapi urusan sepak bola sebagaimana keluhannya saat acara Silaturahmi Ramadan partai PAN, Minggu kemarin (3/3/2023) di Jakarta.

Apakah beliau mulai tak yakin PSSI bisa berjalan sendiri menyelesaikan agenda-agenda program-programnya?

Apakah demi agar sepak bola tetap semarak di negeri ini seiring prestasi yang masih "jauh panggang dari api"?

Berpuluh pertanyaan boleh saja muncul. Berbelas keraguan pun boleh saja ada,  karena sepak bola Tarkam adalah amatir dan kampungan. Mengingat akronim Tarkam adalah Tarikan Kampung, alias sepak bola antar kampung-kampung di negeri ini.

Namun apapun alasan dan pertanyaannya, kiranya kita tetap patut berprasanka baik terhadap keinginan Presiden kita.

Siapa yang tahu bahwa ada manfaat positif lain  dalam sepak bola Tarkam jika dikelola dengan baik, ditengah lemahnya prestasi sepak bola nasional dan masih tidak profesionalnya kompetisi utama.
 
Selain Tarkam adalah sebagai event olahraga rakyat, hiburan rakyat, bagian dari gerakan ekonomi rakyat dan alasan-alasan lain yang menyenangkan rakyat. Yang sudah ada sejak dahulu kala.

Kita berharap Menpora baru yang belia, bisa merespon keinginan Pak Jokowi, dengan konsep yang ciamik dan kekinian tentang program menggiatkan sepak bola Tarkam.

Selama rakyat gembira dan terhibur, selama ini pula pemimpin bisa pulas tidur.

Ingat sepak bola bukan cuma bisa dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa, tapi juga digunakan sebagai alat "pelarian" rakyat dari sengkarut masalah bangsanya.

“Our country has been through difficult experiences in terms of unity. Sport — football in particular — has the power to help that. It is a special feeling.” Demikian kata Gareth Southgate. Legenda sepak bola Inggris yang juga adalah Manager Pelatih Timnas Inggris.

Selamat menikmati Tarkam yang lebih terkonsep dan mulai diatensi pemerintah. Disamping menikmati tontonan Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 yang konsepnya masih dikulik terus. oleh PSSI.*

Penulis: Yusuf Ibrahim - Wapemred ANTV