Prioritas, IB akan menjalin komunikasi dengan para keluarga korban, Aremania dan stakeholder sepakbola di Malang Raya untuk membicarakan masa depan Arema FC
“Kami tiada henti untuk meminta maaf, dan kami ingin bangkit bersama untuk menyembuhkan luka yang kita rasakan. Kami memaklumi dan memahami apapun respon yang ditujukan kepada kami. Namun terimalah kami berikhtiar untuk berbenah dan meraih harapan baru agar lebih baik dan pulih,” ujar IB.
Arema FC pasca Tragedi Kanjuruhan menghadapi banyak ujian, mulai jalani keputusan Komisi Disiplin PSSI utk bermain tanpa penonton di radius 250 km di luar Malang sampai akhir kompetisi, denda 250 juta. Efek hukum juga dirasakan Arema FC, menghadapi gugatan pidana dan perdata.
“Kita hampir 80 persen karyawan dan pimpinan di Arema FC proaktif memberikan keterangan agar proses hukum berjalan obyektif. Kita sama juga berjuang mencari keadilan,” imbuh Komisaris Arema FC, Tatang Dwi Arfianto menanggapi mundurnya IB.
Tatang menambahkan pihaknya menyambut baik, kembalinya IB dan harapannya tetap melanjutkan program tanggap darurat membantu para keluarga korban pasca 100 hari Tragedi Kanjuruhan.
“Program lanjutan crisis center perlu, sebelumnya klub telah memberi total bantuan sebesar 35 juta untuk masing masing korban meninggal total 135 korban, 24 korban luka berat dan sekitar 160 luka ringan,” paparnya.
Tatang menambahkan terkait dinamika tuntutan Aremania, pihaknya akan mengajak komunikasi agar ditemukan solusi.