PSSI Patut Meniru Kerja Keras JFA, Ini Kunci Di Balik Sukses Timnas Jepang di Piala Dunia 2022

Jepang Menang atas Spanyol (Foto : Twitter @FIFAWorldCup)

AntvTimnas Jepang tampil memukau dengan lolos ke babak 16 Besar Piala Dunia 2022 dengan status juara Grup E, grup yang sebelum Piala Dunia dimulai disebut sebagai grup neraka. Sebab ada Jerman dan Spanyol yang diunggulkan.

Kesuksesan yang diraih Jepang pada ajang Piala Dunia 2022 merupakan kerja nyata, keras, terkonsep, dan terstruktur yang dilakukan JFA (Japan Football Association). Lantas, apa yang dilakukan dan program apa yang dibuat oleh PSSI-nya Jepang.

Melansir laman Bola.com, Jepang sudah mencapai kesuksesan dengan tim nasional putri yang menjuarai Piala Dunia pada edisi 2011. Dalam laga final, Jepang mengalahkan Amerika Serikat lewat adu penalti 3-2 (2-2).

Ambisi mereka sekarang adalah lolos ke babak 8 besar Piala Dunia 2022, tahap yang belum pernah dicapai selama ini. Dalam situs resmi JFA, federasi sepak bola Jepang telah menyusun rencana dan target dalam setiap tahun.

Target 2022 adalah 8 besar Piala Dunia 2022. Kemudian untuk tim putri, mereka kembali membidik gelar pada Piala Dunia 2023 yang dihelat di Australia dan Selandia Baru. Lalu 2024, Jepang menargetkan medali emas Olimpiade Paris untuk tim putri.

Untuk kategori kelompok umur, Jepang membidik juara U-17 dan U-20 putri pada Piala Dunia 2022. Target yang sama juga diusung untuk tim putra U-27 dan U-20. Begitu juga pada 2024 dan 2025, Jepang mengincar juara untuk kategori U-17 dan U-20 baik tim putra maupun putri.

Jepang juga menargetkan juara untuk Piala Dunia sepak bola pantai pada 2023, lalu delapan besar Piala Dunia Futsal 2024.

Deretan target itu bukan tanpa usaha. Bukan Jepang namanya kalau tidak melakukan usaha yang terstruktur, disiplin, dan kerja keras.

"Sebagai tindakan penguatan sepak bola Jepang, kami, Komite Teknis Asosiasi Sepak Bola Jepang, membuat sebuah konsep, yakni rencana penguatan program tritunggal," demikian keterangan JFA.

Tanaka cetak gol kemenangan Jepang atas Spanyol 2-1. (Foto: instagram fifaworldcup)

Tujuan utamanya adalah membuat Jepang bersaing pada level yang setara dengan negara-negara peringkat pertama dunia.

Rencana penguatan Tritunggal itu meliputi penguatan tim nasional, pengembangan pemuda, dan pelatihan pelatih berbagi pengetahuan dan informasi yang sama dan menjaga hubungan yang erat antara satu sama lain.

Agar merata, program yang disusun PSSI-nya Jepang itu disebarkan ke seluruh perfektur atau provinci. Semua dengan konsep dan dasar yang sama, berjalan beriringan sesuai dengan arahan dari pusat.

"Masalah sepak bola Jepang dianalisis, dievaluasi, diidentifikasi dalam turnamen piala dunia setiap generasi, dan lain-lain, Disebarkan ke dunia sepak bola Jepang melalui tiga bagian ini."

Semua program sepak bola baik untuk pengembangan pemain muda, pelatih, atau klub, ada di website resmi dan bisa diunduh.

JFA juga menyediakan konsep-konsep dasar sepak bola Jepang melalui konten-konten yang menarik untuk anak-anak. Dan, konsep itu seragam!

Jepang telah menyusun program tim nasional sejak mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002 bersama Korea Selatan.

Timnas Jepang bungkam Jerman. (Foto: Twitter @DFB_Team_EN)

"Setelah tahun 2002, setelah Piala Dunia FIFA 2002, kami fokus pada prinsip yang kurang dalam rencana konvensional. Kami telah memulai berbagai proyek seperti program anak. Tidak ada penguatan tim nasional tanpa akar rumput! Kami percaya bahwa kehadiran orang-orang yang mencintai sepak bola, anak-anak dan anggota keluarga sepak bola, memberikan konsistensi dan kekuatan total pada sepak bola negara."

Tepat 20 tahun sejak Piala Dunia 2022, sepak bola Jepang terus bergerak maju. Pengembangan pemain muda sudah menuai hasil.

Dalam skuat timnas Jepang sekarang, terdapat kurang lebih 25 pemain yang berkarier di Eropa. Daniel Schmidt, Maya Yoshida, Takehiro Tomiyasu, Wataru Endo, Genki Haraguchi, Gaku Shibasaki, Kyogo Furuhashi, Daichi Kamada, serta Takumi Minamino adalah sebagian dari 25 nama pemain yang sedang berkompetisi di Eropa.

"Pengembangan pemain dalam perspektif jangka panjang. Ini adalah cara berpikir yang sangat penting yang dipegang oleh JFA dalam pengembangan pemain muda. Tujuan utama pengejaran bukanlah kemenangan sesekali, tetapi pertumbuhan maksimal satu pemain di periode emas," keterangan yang ditulis JFA.