Federasi Sepak Bola Amerika Hapus Simbol ‘Allah’ Bendera Iran, Bentuk Provokasi di Piala Dunia

IG USSF menghapus simbol ‘Allah’ dari bendera Iran (Foto : USSF)

Antv – Duel pamungkas akan tersaji di Grup B Piala Dunia 2022, laga yang mempertemukan Timnas Iran dan Timnas Amerika Serikat.

Kedua tim akan memperebutkan satu tiket ke babak 16 besar. Inggris menempati puncak Grup B dengan empat poin dan menghadapi tim terbawah Wales dalam pertandingan terakhir grup.

Namun ada hal yang menarik perhatian publik. Bahwa halaman Instagram federasi sepak bola Amerika menghapus simbol ‘Allah’ dari bendera Iran.

Dalam tindakan tidak profesional, Jelang duel kedua tim Amerika menghapus lambang di tengah bendera Iran kemudian mengunggahnya ke sejumlah akun media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook pada Jumat 25 November 2022 kemarin.

Dengan demikian, Federasi sepak bola Iran mengecam tidak profesionalnya Sepak Bola Amerika Serikat (US Soccer) yang menggunakan bendera Iran yang dimodifikasi di unggahan media sosial.

Federasi Sepak Bola Iran mengatakan telah mengajukan keluhan kepada FIFA atas penghapusan kata “Allah” dari bendera Republik Islam dalam unggahan media sosial oleh US Soccer menjelang pertandingan terakhir penyisihan Grup B Piala Dunia 2022 Qatar antara kedua tim pada Rabu, 30 November 2022.

“Dalam tindakan tidak profesional, halaman Instagram federasi sepak bola Amerika menghapus simbol ‘Allah’ dari bendera Iran,” kantor berita negara IRNA melaporkan pada Ahad, 27 November 2022.

“Federasi Sepak Bola Iran mengirim email ke FIFA untuk menuntut agar mengeluarkan peringatan serius kepada Sepak Bola Amerika Serikat,” tambahnya.

Menurut laporan The National News, seorang pejabat Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (USSF) menilai aksi mengubah bendera Iran sengaja dilakukan oleh pihaknya. Itu dilakukan untuk memberikan dukungan pada perempuan di negara tersebut.

“Sudah jelas, keputusan yang kami buat untuk menunjukkan dukungan bagi para wanita di Iran. Ini adalah keputusan kami, bukan keputusan orang lain atau ada tekanan dari orang lain,” kata perwakilan USSF itu.

Seperti diketahui, Iran telah dilanda protes sejak kematian Mahsa Amini, perempuan Kurdi Iran berusia 22 tahun, pada September lalu. Amini meninggal saat berada dalam tahanan polisi moral. Ia ditangkap dengan tuduhan melanggar aturan berpakaian islami di negara itu.

Petugas media Sepak Bola Amerika Serikat Michael Kammarman, dalam konferensi pers pada Ahad lalu, mengatakan maksud dari unggahan tersebut adalah untuk menunjukkan dukungan bagi para wanita di Iran yang berjuang untuk hak asasi manusia. Para pemain tidak diajak bicara tentang keputusan mengubah bendera Iran itu.

“Kami tidak tahu apa-apa tentang unggahan itu tetapi kami adalah pendukung hak-hak perempuan, kami selalu begitu,” kata bek Amerika, Walker Zimmerman.

“Kami banyak berfokus pada pertandingan hari Rabu dan sisi olahraga juga, tetapi pada saat yang sama kami sangat percaya pada hak-hak perempuan dan mendukung mereka. Kami tahu bahwa banyak kesulitan dan banyak kesedihan dan dalam waktu yang sangat mengganggu.”

Disisi lain, kantor berita Tasnim yang berafiliasi dengan negara Iran mengatakan Federasi Sepak Bola Iran akan mengajukan keluhan terhadap Sepak Bola Amerika Serikat ke Komite Etik FIFA karena tidak menghormati bendera nasionalRepublik Islam.

Para pemimpin Iran menuduh Amerika Serikat dan musuh asing lainnya mengobarkan protes di seluruh negeri, yang menjadi salah satu tantangan paling berani terhadap teokrasi sejak Revolusi Islam 1979.

Washington telah memberlakukan sanksi terhadap pejabat Iran atas tindakan keras kepada pengunjuk rasa. Kantor berita aktivis HRANA menyebutkan 450 pengunjuk rasa telah tewas hingga 26 November 2022, termasuk 63 anak di bawah umur, dan lebih dari 18 rubu orang telah ditangkap.

Para pemain Iran menolak menyanyikan lagu kebangsaan dalam pertandingan pertama mereka melawan Inggris untuk menunjukkan solidaritas kepada pengunjuk rasa. Mereka bernyanyi dengan tenang pada hari Jumat sebelum menang 2-0 atas Wales, di mana ejekan dan cemoohan terdengar dari pendukung Iran.

“Kami tidak dapat berbicara untuk mereka dan pesan mereka. Kami tahu bahwa mereka semua emosional,” kata Zimmerman. “Mereka semua sedang mengalami banyak hal sekarang, mereka manusia. Sekali lagi, kami berempati dengan emosi kemanusiaan itu dan sepenuhnya merasakannya.”

Diketahui, hubungan politik AS dan Iran di luar lapangan sepak bola memang memanas sejak kedua negara memutuskan hubungan diplomatik pada 1980. 

Sebelumnya juga dunia heboh dengan kemungkinan meletusnya World War 3 atau Perang Dunia 3 akibat memanasnya hubungan antara Iran Vs Amerika Serikat. Hubungan keduanya makin tegang setelah Amerika membunuh Qassem Soleimani seorang komandan elit Iran.

Soleimani adalah jenderal pasukan elit Quds Force dan arsitek di balik makin kuatnya pengaruh militer Iran di timur tengah. Dikutip dari Reuters, serangan Amerika dimaksudkan untuk meredam usaha yang berisiko membahayakan warganya di kawasan tersebut.

Amerika dan Iran kini tengah saling pamer kekuatan persenjataan yang segera direspon warga dunia. Reuters dan situs stasiun televisi WJLA 7 menyatakan, Amerika dan Iran memang tidak pernah adu senjata di dunia nyata. Namun tensi hubungan keduanya tidak pernah turun selama beberapa tahun.