Antv – Tragedi Kanjuruhan yang memilukan terjadi pada 1 Oktober 2022 telah menyebabkan seratusan orang tewas dan luka-luka. Insiden itu terjadi usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022/2023.
Semua elemen klub pengurus hingga federasi dan para pengamat sepak bola tanah air merespon hal tersebut. Tak terkecuali federasi sepak bola dunia FIFA. Perwakilan FIFA, Niko Nhouvannasak berkunjung ke Indonesia. Kedatangannya untuk memberikan support kepada PSSI atas Tragedi Kanjuruhan.
"Kedatangan FIFA ke Indonesia untuk memastikan dukungan dan bantuan kepada PSSI," ujar Niko, yang menjabat sebagai FIFA Development Project Coordinator, disadur dari laman PSSI dikutip Rabu 12 Oktober 2022.
Tak hanya itu, kedatangan Niko ke Indonesia juga untuk mengumpulkan data dan memeriksa situasi yang terjadi saat tragedi Kanjuruhan.
"Kami (FIFA dan PSSI) sedang menyusun rencana aksi yang konkret dan timeline untuk memastikan seluruh persiapan berjalan dengan tepat agar kompetisi di Indonesia segera bergulir lagi," kata Niko.
Sementara itu, Presiden FIFA, Gianni Infantino juga dijadwalkan berkunjung ke Indonesia. Kedatangannya untuk berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Presiden FIFA akan datang ke Indonesia. Kalau tidak ada perubahan, 18 Oktober," tutur Menteri BUMN, Erick Thohir, dikutip dari Antara.
"Bapak Presiden akan bertemu Presiden FIFA untuk membahas transformasi sepak bola Indonesia. Surat yang diberikan FIFA ke Pak Presiden, itu," imbuhnya.
Sebelumnya, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan, memeriksa beberapa pihak, seperti LPSK, PSSI, PT LBI, dan Indosiar terkait insiden yang menewaskan ratusan jiwa itu, di kantor Kemenkopolhukam, Medan Merdeka Barat, Selasa siang 11 Oktober 2022.
Menkopolhukam, Mahfud MD sekaligus menjabat Ketua TGIPF dalam jumpa pers selasa siang mengatakan, pemeriksa beberapa saksi tersebut merupakan bagian dari konfirmasi temuan tim di lapangan. Selain itu Mahfud menjelaskan, bukti-bukti penting yang ada di lapangan itu juga sedang dalam pemeriksaan, salah satunya adalah gas air mata.
"Bukti-bukti penting yang didapat dari lapangan saat ini sedang dikaji, dan sebagian juga sedang diperiksakan di laboratorium, misalnya menyangkut kandungan gas air mata, apakah kedaluwarsa itu berbahaya atau sejauh mana tingkat kebahayaannya, lebih bahaya atau lebih tidak berbahaya daripada yang tidak kedaluwarsa," imbuh Mahfud.