Setelah Jazz Gunung Bromo, akan ada Jazz Gunung Ijen pada bulan Agustus dan Jazz Gunung Burangrang pada bulan Oktober sebagai rangkaian Jazz Gunung Series 2024.
Tirza Christina Seputra, Product Coordinator TOP Coffee dari Wings juga menyatakan kontribusi pihaknya untuk bersatu dan semakin dekat dengan masyarakat.
"Wings ingin selalu dekat dengan masyarakat, salah satunya kerjasama dengan Jazz Gunung. Kami ingin juga mengajukan pariwisata dan perekonomian melalui produk Wings. Harapannya kalau ada rangkaian Jazz Gunung, Wings bisa terus ikut mendukung,” papar Christina Seputra.
Sebagai informasi, sebagai bentuk dukungan terhadap regenerasi musisi jazz, Jazz Gunung Indonesia juga menggelar Bromo Jazz Camp. Program ini dipersiapkan sejak dua tahun lalu bersama Bagas Indyatmono, Sri Hanuraga, dan Cak Hend.
"Kami berbicara harus membuat sesuatu yang tidak jadi perhatian di festival lain, bagaimana caranya membuat residensi dan regenerasi dari musisi muda. Baru tahun ini akhirnya kejadian setelah Legato Jazz Club membuat jazz camp di Solo dengan. Kami ajak kolaborasi untuk satu tujuan yang sama yaitu regenerasi musisi jazz,” ujar Bagas Indyatmono.
Pelatihan intensif dimulai sejak 16 Juli 2024, dipimpin oleh Kevin Yosua, Sri Hanuraga, dan Hansen Arief. Mereka juga tampil di komunitas jazz di Malang dan pada 19 Juli 2024, berkolaborasi dengan Noé Clerc Trio di panggung Jazz Gunung Bromo.
Salah satu peserta Bromo Jazz Camp, Wina, menyatakan bagaimana Jazz Gunung Bromo telah memberikan fasilitas bagi mereka yang ingin menimba ilmu dan merasakan langsung bagaimana sebuah pertunjukan jazz dipersiapkan.