Antv – SMA Regina Pacis Surakarta terucap di Grand Ballroom Hotel Oasis Amir, Jakarta Pusat, di acara yang digelar pada Selasa, 19 Desember 2023 lalu. Bukan hanya sekali, tetapi hingga dua kali.
Malam bersejarah tersebut merupakan puncak acara serta seremonial dari Lomba Ulas Film Nasional 2023.
Acara yang bertajuk Malam Penghargaan Lomba Ulas Film Nasional 2023 tersebut dihelat sebagai bentuk apresiasi sekaligus pengumuman pemenang.
Dua siswa-siswi perwakilan SMA Regina Pacis Surakarta menjadi juara atas lomba tersebut. Fransisca Kristiana Wibowo sebagai Juara 2 dan Daniel Adrian Hartanto sebagai Juara Favorit Dewan Juri.
Momen dalam malam tersebut adalah garis akhir dari perjuangan panjang yang sudah dimulai beberapa pekan sebelumnya.
Lomba Ulas Film Nasional 2023 adalah sebuah kompetisi menulis ulasan film yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui program Apresiasi Film Indonesia yang bekerja sama dengan Tutur Visual Creative.
Sesuai namanya, lomba ini meminta pesertanya membuat karya ulasan mendalam terhadap film Indonesia yang sedang tayang di bioskop.
“Lomba Ulas Film adalah wadah untuk mengajak anak muda untuk turut mengapresiasi film dan sineas Indonesia,” kata Pandu Pradana, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Perfilman, Musik, dan Media.
Kategori yang dapat diikuti meliputi kategori pelajar SMA dan kategori mahasiswa. Secara umum, proses lomba terbagi dalam dua tahap.
Tahap pertama adalah babak penyisihan. Peserta diminta membuat tulisan ulasan yang kemudian harus dikirimkan kepada dewan juri untuk dikoreksi dan dikurasi. Babak penyisihan terbuka dalam tiga batch (gelombang) dengan periode yang berbeda.
Tahap kedua adalah tahap final. Lima orang terbaik dari setiap batch dan setiap kategori diundang untuk melaksanakan babak final di Jakarta.
Finalis akan diajak menyaksikan suatu karya film nasional yang dirahasiakan sebelumnya.
Berbasis film yang ditonton, peserta harus membuat karya ulasan dalam kurun waktu tidak lebih dari 12 jam. Karya dikoreksi oleh para dewan juri yang berkompeten di bidangnya. Juri kategori pelajar adalah Hikmat Darmawan, Dara Bunga Rembulan, dan Adrian Jonathan. Dalam kategori mahasiswa, kursi juri ditempati oleh Erine Adeline, Tito Imanda, dan Heri Purwoko.
SMA Regina Pacis Surakarta unjuk gigi dan mencoba peruntungan dalam kompetisi bergengsi skala nasional tersebut.
Di bawah pembinaan dan pelatihan dari Bapak Christianto Dedy Setyawan, S.Pd., seorang esais, sejarawan, dan guru sejarah SMA Regina Pacis Surakarta, dikirimkan dua orang siswa delegasi.
Ia adalah Fransisca Kristiana Wibowo, siswi kelas XI-E yang mengikuti Lomba Ulas Film Nasional 2023 batch kedua. Dalam babak penyisihan, ia mengulas film karya Wregas Bhanuteja berjudul Budi Pekerti (2023).
Ia menyoroti fenomena cancel culture sebagai premis cerita yang diulas lebih jauh dalam karyanya berjudul Jejak Digital dalam Sorotan: Budi Pekerti sebagai Cermin Media Sosial.
Tulisannya yang tajam, dalam, dan komprehensif membuat Caca, sapaan dari Fransisca, berhasil lolos ke tahap final.
Tidak mau kalah, Daniel Adrian Hartanto, siswa kelas XII MIPA 4 mencoba berkompetisi di batch yang ketiga. Berbeda ketimbang Caca, Daniel mengulas film komedi ringan besutan Rahabi Mandra berjudul Gampang Cuan (2023).
Melalui film yang ringan, tulisan Daniel mengelaborasi beragam isu serius yang kontekstual dengan realitas masa kini.
Ulasan sepanjang 2700 kata berjudul Gampang Cuan dan Anomali Interpretasi Kemiskinan ini sukses membawanya ke tahap final di Jakarta.
Keduanya kini duduk di kursi finalis. Bersamaan dengan tiga belas finalis lain, mereka harus berupaya memberikan yang terbaik.
Film yang ditonton bersama dan menjadi bahan ulasan adalah drama keluarga karya Danial Rifki, Rumah Masa Depan (2023).
Dengan penuh perjuangan dalam waktu yang amat terbatas, Caca dan Daniel berhasil membuat karya ulasan dengan analisis yang dalam, isu yang relevan, dan redaksi yang mumpuni.
Meski kerap berlatih bersama, Caca dan Daniel mengangkat isu serta fokus yang berbeda dalam tulisannya. Tulisan Caca berjudul Rumah Masa Depan: Melukis Realitas Keluarga dalam Pola Kehidupan Agraris Masa Kini, sedangkan Daniel menulis ulasan bertajuk Rumah Masa Depan dalam Pusaran Konflik Masyarakat Agraris-Paguyuban.
Pada hari kedua, sebelum dimulainya malam penghargaan, para peserta mengikuti seminar berjudul Analisis Film: Ulasan, Kritik, Kajian oleh Erine Adeline Tandian, peraih Piala Citra 2022 untuk Karya Kritik Film Terbaik.
Acara dilanjutkan dengan malam penghargaan yang dimeriahkan oleh penampilan Tari Tradisional, Uhamka Choir, dan Katapel Musik.
Puncak acara lomba yaitu pengumuman pemenang dihelat setelahnya. Pengumuman para pemenang dibacakan langsung oleh para dewan juri, pejabat Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, serta sutradara film Rumah Masa Depan, Danial Rifki.
Menakjubkan, SMA Regina Pacis Surakarta berhasil mendapat gelar ganda. Fransisca Kristiana Wibowo meraih Juara 2 dan Daniel Adrian Hartanto meraih Juara Favorit Dewan Juri.
Prestasi ini tergolong prestise dan membanggakan. Selain karena diselenggarakan oleh instansi setingkat kementerian, faktor jumlah peserta yang terhitung lebih dari 300 orang membuat aura kompetitif menguat berkali lipat.
Talenta muda Ursulin berhasil menebas banyak tantangan dan membuktikan kualitasnya dalam panggung skala nasional ini.
“Bagi saya Lomba Ulas Film ini sangat berkesan. Perjuangan di balik layar beserta dinamika yang dihadapi luar biasa hebat. Kami melakukan upaya semaksimal mungkin dan hasil ini adalah buah dari hal tersebut. Kesuksesan yang diraih hari ini berkat Tuhan, pendampingan Pak Dedy, dukungan orang-orang di sekitar kami, dan tentu saja diri kami sendiri,” papar Daniel.
Lomba Ulas Film Nasional 2023 bukan hanya kompetisi mainstream yang cepat berlalu. Ia adalah wujud dari momentum untuk eksplorasi diri, eskalasi potensi, memperkaya memori, merawat ambisi, seraya mencanangkan visi.
Di luar aspek kompetisi, Lomba Ulas Film mengajak setiap pemuda untuk mengonsumsi film dengan perspektif yang tidak lazim.
Peserta dilatih bukan hanya sebagai penonton, tapi juga penikmat dan pengamat. Muaranya tentu tunggal, terapresiasi dan berkembangnya film-film domestik.
Terlepas dari keputusan menang-kalah, momen berlomba di ibu kota dengan aura kompetisi yang kuat, tekanan yang ekstrem, dan diselenggarakan langsung oleh kementerian negara menjadi momen yang sulit terulang.
Caca dan Daniel, di bawah tempaan tangan dingin Bapak Dedy, telah berhasil mengukir sejarah sekaligus menciptakan standar kemajuan baru bagi SMA Regina Pacis Surakarta.
Judul film Riri Riza yang rilis tahun 2007 silam layak dipinjam untuk mendeskripsikan perjuangan berkompetisi di ibu kota, 3 Hari untuk Selamanya.