“Ada demo lama di komputer saya, dan karena waktu itu sedang pandemi, saya pikir, ‘Ah, ini coba dikerjakan musiknya.’ Akhirnya dikerjakan oleh Tommy,” kata Pongki tentang Tommy Widodo, partner bermusiknya sejak 2003 sekaligus co-producer album POP.
“Nah, cara dia mengerjakan lagu itu adalah menggunakan sound akhir ’80-an, awal ’90-an dengan synthesizer. Lalu saya berpikir, ‘Wah, seru juga nih kalau satu album saya bikin seperti ini,” ujarnya.
Maka semua suara instrumen di album POP berasal dari synthesizer dan dikerjakan di studio milik Pongki yang kini berdomisili di Bali dan di studio milik Tommy di Solo.
Ini cukup menantang bagi Pongki, yang terbiasa memakai gitar dalam proses berkarya. Ia mengatakan, “Saya bukan pemain kibor dan lebih familiar dengan gitar, jadi beberapa saya harus bekerja sama dengan Tommy yang bisa mengeksekusi lebih baik daripada saya,”.
Selain Pongki dan Tommy, album POP juga dihiasi vokal latar oleh Elizabeth Sudira di beberapa lagu serta isian saksofon oleh Damez Nababan di versi instrumental “Aku Peluk Kamu” dan “Irama Asmara” yang menjadi lagu bonus.
Walaupun POP terdengar berbeda dari musik yang biasa dibuat oleh Pongki, kekuatan lirik dan melodinya yang khas tetap bersinar, baik di lagu bertempo cepat seperti “Irama Asmara” maupun di tembang pelan seperti “Hati yang Terang” yang kini hadir dalam versi Pongki setelah sempat diberikan ke Fariz RM.