la mencampurkan beragam sisi cinta yang kita kenal bersama dalam sebuah ramuan yang ada di antara.
"Saya punya soft spot untuk cinta dan kesedihan. Saya percaya bahwa kedua emosi ini punya koneksi yang dalam satu sama lain. Baik cinta maupun kesedihan semacam bersisian di ruang yang sama. Kadang bisa menjelma menjadi happy-sad moment yang bahkan membuat kita nggak yakin harus merasa senang atau sedih," ungkapnya.
Nada yang mendayu-dayu, ternyata adalah penghisap yang memutar pendengarnya -termasuk kita, tentu saja- untuk terus berkubang pada pesona cinta, yang di saat bersamaan bisa juga menyakitkan.
Keduanya, saling melengkapi. Kadang bersisian, kadang juga jadi sebab-akibat.
"Saat jatuh cinta, sebenarnya itu sudah menjadi sebuah rekaman peristiwa. la khas, muncul dalam kemendadakan lalu jadi bingkai memori yang tinggal dalam kemasan apapun. Dalam momennya, tanpa sadar kita sudah memberi kesempatan duka untuk masuk," lanjutnya.