Mengenal Peran dan Pentingnya Publisher di Industri Musik

Diskusi Malem-malem Publishing (Foto : Instagram/massivemusicent)

Antv – Istilah publisher pasti sudah tidak asing di industri musik, apalagi untuk para pekerja seni yang berkegiatan di dalamnya.

Namun, bagi beberapa orang mungkin belum paham betul mengenai eksistensi atau peranan publisher itu sendiri, utamanya di era serba digital ini.

Belum lama ini, sebuah diskusi bertajuk Malem-malem Publishing baru saja digelar dengan tujuan mengetengahkan deretan pengetahuan mengenai publishing atau publisher itu sendiri.

Adapun, diskusi yang digelar oleh pihak Massive Music Entertainment ini juga mencoba untuk memperkenalkan peranan publisher bagi para pencipta lagu yang ingin memperjuangkan hak-hak ekonomi atas lagu-lagu ciptaannya.

Acara yang berlangsung pada Selasa, 25 Oktober 2023 di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan itu menghadirkan Aldri Dataviadi, Franki Indrasmoro (Pepeng) dan Nadya Fatira sebagai narasumber.

Bassist Samsons sekaligus orang yang berkegiatan di dalam Massive Music Entertainment, Aldri Dataviadi, menyebut keberadaan publisher layaknya seorang manajer bagi para pencipta lagu.

“Bisa dibilang publisher itu manajernya pencipta lagu. Dalam artian sederhananya sih iya,” kata Aldri Dataviadi.

“Jadi, yang di-manage adalah lagu-lagu yang melekat pada pencipta lagunya,” lanjutnya.

Aldri Dataviadi. (Foto: Instagram/massivemusicent)

Massive Music Entertainment sebagai pihak publisher sendiri bertugas membantu para pencipta lagu untuk mendapatkan royalti, terutama dari hak mekanikal dan hak sinkronisasi.

“Terlebih di era digital yang nggak bisa dihindari saat ini, publisher itu sangat membantu untuk memudahkan kita mendapat royalti dari berbagai platfotm kayak Spotify, Apple Music, YouTube, dan lain-lain,” tutur Aldri.

Pada kesempatan yang sama, Nadya Fatira menceritakan pengalamannya sebagai pencipta lagu, yang mana sebelum bergabung ke dalam sebuah publisher, lagu-lagu ciptaannya kerap digunakan tanpa adanya hak ekonomi yang didapat.

“Gua di tahun 2010 udah pencipta lagu, tapi belum tahu gimana mekanismenya. Saat itu, tiba-tiba lagu-lagu gua dipakai di sinetron, FTV, sitkom, tapi gua nggak tahu apakah lagu gua itu menghasilkan apa nggak,” tutur Nadya Fatira.

Saat ini, Nadya Fatira yang sudah mendaftarkan lagu-lagunya ke publisher, sudah mendapat hak ekonomi lebih baik ketimbang dulu, terlebih saat lagu-lagunya berada di platform digital.

Pepeng, yang pernah menjadi drummer di band Naif sekaligus tergabung di Massive Music Entertainment juga merasa, para pencipta lagu harus lebih sadar dengan hak-haknya. 

Menurutnya, adalah suatu kebijaksanaan yang tepat bagi pencipta lagu mau mendaftarkan diri dan lagu-lagunya ke publisher.

“Peranan publisher ini penting untuk keberlangsungan industri musik. Apapun itu publishernya, ada baiknya kalian (pencipta lagu) mendaftarkan diri,” kata Pepeng.

Franki Indrasmoro (Pepeng). (Foto: ANTVKlik/R Camilla)

Sementara itu, soal perbedaan publisher dengan agregator digital, Aldri menyebut adanya perbedaan yang mendasar.

“Bedanya ya kalau sama agregator digital, kalian nggak bisa ketemu orangnya, karena semuanya sudah dikerjakan sama sistem,” pungkasnya.