Antv – Krisjiana Baharudin diberi kepercayaan untuk membintangi film Air Mata di Ujung Sajadah yang juga disandingkan dengan Titi Kamal.
Dalam film tersebut, Baharudin menjadi suami dari Aqilla, diperankan oleh Titi.
Sementara, saat ditemui di gala premiere Air Mata di Ujung Sajadah belum lama ini, Baharudin mengungkapkan tentang bagaimana ia membangun chemistry dengan Titi Kamal.
“Buat chemistry sih gampang masuk, karena kak Titi itu benar-benar membuka, sama sekali gak ada yang ditutup,” kata Krisjiana Baharudin saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat Rabu, 16 Agustus 2023.
“Kak Titi gak ada benteng yang tinggi, bekerja sama dengan baik, luar biasa open, bisa shareing kalau misalkan menurut bagusnya gimana gitu,” sambung suami Siti Badriah tersebut.
“Gak main sendiri-sendiri gitu, kita mainnya bareng, bagaimana memecahkan suatu adegan supaya lebih bagus kelihatannya kak Titi luar biasa sih,” lanjutnya.
Baharudin mengungkapkan, jika dirinya kerap melakukan obrolan dengan Titi Kamal demi membangun karakter yang lebih mendalam.
“Bondingnya kita sering ngobrol, karena aku tuh bedanya lumayan jauh, 12 tahun, terus kak Titi gak susah untuk, dia itu kan senior banget kan,” katanya.
Sebagai informasi, film Air Mata di Ujung Sajadah bakal tayang di bioskop Indonesia pada 7 September 2023 mendatang.
Film ini secara secara singkat menceritakan tentang sosok Aqilla yang diperankan oleh (Titi Kamal), melahirkan bayi dari pernikahan yang tak direstui oleh Halimah, yakni tak lain ibunya.
Usai suami Aqilla meninggal dunia karena kecelakaan, Halimah membohongi Aqilla jika bayinya meninggal saat dilahirkan.
Dalam hal ini, Halimah terpaksa bohong karena menurutnya, Aqilla belum siap untuk menjadi seorang ubu, terlebih tanpa kehadiran suami.
Lantas, Halimah memberikan cucunya kepada pasangan yang sudah lama menikah, tapi belum punya anak, yakni Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana).
Bayi tersebut kemudian dinamai Baskara, yang berarti cahaya. Kehadiran Baskara di rumah tangga Arif dan Yumna memag ibarat cahaya yang mampu menerangi dan memberi kebahagiaan.
Selang tujuh tahun kemudian, Aqilla mengetahui jika anaknya itu masih hidup. Ia lantas bertolak dari kehidupan yang hampa, berusaha mendapat kembali Baskara.