Jazzer asal Belanda, Henk Kraaijeveld Quartet yang mengenakan setelan jas hijau tosca ini unjuk kebolehan kualitas vokalnya. Ia bercerita tentang Saidjah dan Adinda, sebuah karya Douwes Dekker dalam buku Max Havelaar yang diangkat dalam sebuah lagu berjudul ‘Saidjah’s Song’. "Siapa yang pernah patah hati?" Tanya Henk ke penonton disambut riuh. "Lagu ini untuk kalian, kalau tahu ayo nyanyi bareng." Intro lantas menyusul dan kemudian ia nyanyikan "Kala surya tenggelam..." sambil disambut tepuk tangan riuh dan sing along.
Sebuah penampilan spesial menyusul setelah Henk. Mereka adalah Blue Fire Project by Bintang Indrianto feat. Atiek CB. Perpaduan komposisi musik dari Bintang Indrianto dengan alat musik tradisi Banyuwangi dan berkolaborasi dengan suara rock khas milik Atiek CB begitu menawan.
Ia yang tampil dengan kostum berwarna cerah menggambarkan penampilan dan kualitas vokalnya yang masih sangat prima. membuat penampilan ini semakin kaya. Kolaborasi ini berhasil membawakan lagu-lagu yang ngetop di era 80-an seperti ‘Optimis’ dan ‘Terserah Boy’. Sungguh sajian yang sangat sarat nostalgia dengan warna musik eksotis di gelaran Jazz Gunung Bromo 2023 hari pertama.
Malam semakin larut namun suasana tetap hangat ketika musisi jazz muda Ardhito Pramono bernyanyi bersama Margie Segers, diva jazz lawas era 70-an. Meski datang dari generasi yang berbeda, keduanya serasi menyanyikan tembang lagu Margie berjudul ‘Kata Hatiku’.
Bagi Ardhito, musik jazz adalah rumah untuk dirinya. “Saya sangat merindukan musik-musik jazz yang sarat unsur tradisionalnya seperti yang dibawakan Guruh Gipsy pada eranya,” ungkap Ardhito usai tampil.