Nasib Sial 72 Hoorain, Film Kontroversial yang Singgung Islam dan Terorisme

Para Pemimpin Agama Islam dan Partai Politik Menolak Film 72 Hoorain (Foto : Tangkap Layar)

Antv – Film 72 Hoorain harus menelan nasib sial setelah tayang di bioskop. Film tersebut menuai kontroversi sebelum tayang karena menyinggung Islam dan terorisme.

72 Hoorain tayang perdana di bioskop India sejak 7 Juli 2023. Sebelum tayang, tidak ada trailer yang diluncurkan produser sebagai bagian dari promosi layaknya kebanyakan film.

Dilansir India Today, Selasa 11 Juli 2023, film tersebut secara kasar hanya menghasilkan Rs0,35 crore pada hari perdana tayang, Rs0,45 crore pada hari kedua dan hanya meraih Rs 1 crore pada Hari ketiga. Sialnya, pencapaian itu jauh di bawah raihan film The Kerala Story yang juga menjadi kontroversi karena sentimen agama.

Film kontroversial itu disutradarai oleh Sanjay Puran Singh dan diproduksi oleh Ashoke Pandit. Film ini menyindir terorisme dan orang-orang yang menganggap cara itu sebagai jalan menuju surga. 

Film ini sebelumnya pernah tayang di IFFI ke-50 pada 2019 silam dan memenangkan ICFT-UNESCO Gandhi Medal-special mention untuk mempromosikan perdamaian dan dialog antar budaya.

 

Para Pemimpin Agama Islam dan Partai Politik Menolak Film 72 Hoorain. (Foto: Tangkap Layar)

 

Film India 72 Hoorain menceritakan situasi yang terjadi di sebuah fasilitas pelatihan ekstrimis. Ada dua karakter utama yakni Bilal dan Hakim yang diperintahkan bahwa jika mereka memberikan hidup mereka atas nama Allah, mereka akan diberi hadiah bahattar hoorain (72 perawan cantik) di surga. Namun, setelah serangan teror mereka di Mumbai, Hakim dan Bilal terkejut karena tidak berakhir di pelukan perawan cantik.

Jauh sebelum tayang di bioskop, film ini sudah mendapat kecaman bahkan dari kalangan aktris India. Salah satu yang mengecam yakni Rani Chatterjee. Dia mengecam para pembuat film 72 Hoorain yang memberikan gambaran yang salah terhadap kitab suci umat Islam, Alquran.

Setelah menonton trailer kontroversial dari film tersebut, Rani yang memiliki nama asli Sabiha Shaikh, mengklaim bahwa film-film seperti itu dibuat agar masyarakat tetap terpecah belah berdasarkan agama.

Rani menuduh bahwa penggambaran Al Quran dalam film tersebut salah dan mengecam para pembuat film karena telah mengaduk-aduk emosi masyarakat demi mendapatkan uang.

"Penggambaran Al Quran dalam film ini salah. Al Quran tidak mengajarkan untuk mengambil nyawa seseorang. Jika sutradara atau produser 72 Hoorain telah membaca Al Quran, maka, mereka tidak akan menggunakan dialog seperti itu," katanya ketika itu.

"Setelah The Kerala Story menjadi hit, orang-orang mulai mengikuti tren ini. Kebencian disebarkan baik melalui politik maupun film. Apa yang ingin Anda capai dengan menampilkan film-film penuh kebencian seperti itu kepada generasi baru? Di manakah Al Quran mengatakan untuk membunuh orang? Dapatkah Anda menunjukkannya kepada saya? Pesan yang salah sedang dikirim (ke masyarakat). Ini adalah bagian dari agenda untuk menyebarkan kebencian," tambahnya.

"Saya seorang Muslim. Tetapi apakah Anda akan menyebut saya dan anggota keluarga saya sebagai teroris? The Kerala Files (sic) menunjukkan bahwa anak-anak perempuan dipaksa masuk Islam. Di Selatan, orang-orang dipaksa masuk Kristen. Tapi tidak ada yang mau membicarakannya. Anda membuat sebuah film anti-Muslim. Mengingat situasi saat ini, 72 Hoorain kemungkinan besar akan berhasil. Tapi siapa yang akan mengimbangi kebencian yang akan Anda sebarkan dalam proses ini?" ucap sang aktris lebih lanjut.