Antv – Film Surga di Bawah Langit mengangkat isu pendidikan kaum marjinal di wilayah kumuh. Daerah pemukiman padat penduduk di tempat pembuangan akhir Bantar Gebang, Bekasi dipilih jadi lokasi pembuatan film ini.
Produser dan penggagas cerita Surga di Bawah Langit Rio Silaen, mengatakan film ini mencoba memotret realita apa adanya. Namun keberadaan permukiman kumuh, dinamika masyarakat, termasuk sampah-sampahnya hadir dalam visual yang indah dan jauh dari nuansa suram.
“Semata-mata karena aku bergerak di bidang pendidikan, walaupun non formal untuk anak-anak. Aku melihat film anak-anak atau film keluarga kurang di Indonesia. Karena aku punya latar belakang musik yang cukup kuat, kita coba buat film yang genrenya musikal,” kata Rio di XXI Senayan City, Kamis (16/3/2023).
Menurut Rio syuting yang dilakukan di Bantar Gebang Bekasi sempat menjadi kekhawatiran. Namun ternyata kekhawatiran itu tidak terbukti.
“Kita shooting di Zona 1 adalah area Bantar Gebang yang paling kotor, paling bau, dan paling tidak menentu keadaannya. Ada kekhawatiran pemain yang tidak terbiasa dengan keadaan itu tidak sanggup melakukan pengambilan gambar di sana. Tapi diluar dugaan, para artis malah antusias syuting di lokasi ini,” ujarnya.
Surga di Bawah Langit menceritakan perjalanan hidup tiga orang sahabat yang berasal dari keluarga miskin, yakni Ayu (Neona Ayu, Acha Septriasa), Agus (Muzakki Ramdhan, Reza Rahadian) dan Laras (Keira Vanaya, Andien Aisyah).
Ayu yang setiap hari menari untuk mencari nafkah dan menambah uang sekolah, Agus yang hidup dari mencopet, dan Laras yang kerjanya sebagai ojek payung dan berjualan. Mereka disatukan dalam lingkungan sosial marginal dan berjuang menjalani menjalani hidup, tanpa pernah bermimpi lebih.