Mendengar penuturan sang kekasih, Tengku Tezi pun memberikan pembelaan. Ia mengaku tak malas berusaha, melainkan memang kesulitan menghafalkan jalanan, terlebih ketika menghadapi dua waktu yang berbeda.
“Gue udah berusaha ngafalin jalan itu ada tiga bulan kali ya, malem. Tapi kalau lewat sana pagi gue linglung, kok beda,” ujar Tezi sembari tertawa.
“Jadi otak gue itu di kanan semua, soal gerakan, kreativitas. Gue lihatin gerakan dance sekali gue langsung bisa ikutin. Nah kalau dia, kebalikan gue. Dia kiri semua otaknya,” sambung Tezi memberi pembelaan.
Menurut Tezi, perbedaan cara pikir tersebut seharusnya tak menjadi masalah dalam hubungan mereka. Dengan perbedaan tersebut, mereka malah bisa saling melengkapi dan mendukung satu sama lain.
“Jadi saling melengkapi ya. Bukan kita mempermasalahkan kekurangan kita, tapi saling mendukung,” pungkasnya.