Di usia delapan bulan, Roy sudah bisa berbicara lancar, berjalan, dan mengonsumsi makanan yang belum diperbolehkan untuk anak seusianya.
“Habis melahirkan, dia beda dari anak yang lain, cepet ngomong, delapan bulan cepet ngomong, bisa jalan, delapan bulan juga minta makan nasi. Orang sekarang mana ada, makan nasi kan harus dua tahun. Ini enggak, ya udah sayur asem lah, cabe-cabe dimakan. Saya heran juga, nggak ngerti ini anak saya kenapa,” jelas ibu Roy.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, Roy juga sudah mulai bisa berinteraksi dengan makhluk-makhluk tak kasat mata. Ia bahkan berteman dengan sosok yang tidak terlihat tersebut.
“Umur delapan bulan tuh tiba-tiba dia ngomong mah mah jangan langkahin itu mainan itu, ada temen saya. Temen yang mana, kaget dong saya, ya udah saya ikutin,” tutur sang ibu.
Dengan keterbatasan informasi pada zaman itu, ibu Roy tidak tahu harus melakukan apa, sehingga ia hanya bisa berdoa untuk kebaikan sang anak. Ia juga memohon agar diberi kekuatan dalam mengasih anak yang spesial seperti Roy.
“Saya cemas, tapi saya nggak ngerti, nggak ada google, nggak ada dokter yang ngarahkan. Zaman dulu gitu loh,” katanya.
Keanehan-keanehan yang dimiliiki Roy juga membuat banyak orang mengira dirinya gila. Namun, ibu Roy memilih untuk mengabaikan dan fokus pada sang anak.