Musisi Anji menyedot perhatian belakangan ini. Anji mengomentari unggahan foto karya Joshua Irwandi soal jenazah pasien Covid-19 yang disebut ada kejanggalan. Berikut 4 poin klarifikasi Anji terkait postingannya yang ramai diperbincangkan di berbagai media sosial.
Nama Erdian Aji Prihartanto atau dikenal dengan sebutan Anji ramai diperbincangkan. Bahkan, nama Anji sempat menjadi trending topic di Twitter.
Dikutip dari Twitter Anji Manji @duniamanji pada Senin (20/7/2020), pria berusia 41 tahun itu membuat klarifikasi atau penjelasan tentang tweet dan postingan di IG nya.
Dalam kesempatan itu, Anji menguraikan 4 poin yang dibahas.
1.Tentang JANGAN MEMAKAI MASKER saat olahraga.
Saya salah menempatkan pemakaian kapital dalam kalimat. Harusnya bukan di JANGAN MEMAKAI MASKER, tapi di SAAT KAMU OLAHRAGA. Akhirnya kesan yang timbul jadi jangan memakai masker.
Padahal ‘jangan memakai masker ketika berolahraga’ Untuk hal ini, saya sudah mencobanya sendiri.
Saya coba sendiri beberapa kali, berjalan/berkegiatan sekitar 4 menit sambil memakai masker. Dan rasanya sangat sulit bernapas.
Ada yang menyarankan, “Mungkin sebaiknya Manji menyarankan untuk olahraga di lingkungan rumah saja, jadi tidak perlu memakai masker.” Menurut saya ini saran yang baik.
2. Tentang sudut pandang influencer/buzzer terhadap penyebaran berita.
Saya memandang persoalan viralnya foto Joshua Irwandi dengan kacamata influencer yang sering menerima brief.
Tadi malam, saya turut serta dalam zoom meeting yang di dalamnya banyak Fotografer hebat, membahas tentang hal ini.
Ini adalah tentang perbedaan sudut pandang. Saya membaca viralnya foto Joshua Irwandi dari banyak akun besar dengan pola caption yang seragam. Saya bukan mendiskreditkan Joshua atau profesinya, tetapi membahas pola penyebaran fotonya di media sosial.
3. Kenapa Fotografer diperbolehkan foto, sementara keluarga Pasien tidak?
Tentang etika jurnalistik beserta aturan-aturannya. Saya mendapat penjelasan dari beberapa Fotografer, juga dalam forum yang membahas foto Joshua Irwandi, malam tadi. Ada Joshua juga di dalam forum itu. Well, saya jadi belajar tentang hal itu.
Sebagai catatan tambahan, saya tidak (pernah) mendiskreditkan profesi Fotografer, juga foto Joshua. Dalam caption di IG, saya menyuarakan hal-hal yang menurut saya janggal. Jika terjadi kesalahan asumsi dalam memahami kalimat saya, saya minta maaf.
4. Mana empatimu? Apa tidak memikirkan perasaan Nakes dan keluarga Pasien? Itu beberapa poin yang akan saya bahas.
MANA EMPATIMU? Begini.. Sejak awal pandemi ini menyerang, saya banyak sekali bersuara untuk menjaga kebersihan, jaga jarak, di rumah aja, juga memakai masker bila perlu. Saya terlibat dalam 4 lagu untuk menyuarakan hal itu.
Kegiatan-kegiatan itu adalah bentuk empati saya.
Lalu, sekarang apa yang sedang saya suarakan? Pertama, pemberitaan media berlebihan yang membuat banyak orang ketakutan. Kedua, bisnis dalam pandemi. Misal Rapid test yang jelas tidak akurat namun menjadi syarat.
Dan dalam kegiatan sehari-hari, saya masih melaksanakan protokol kesehatan kok. Karena pada dasarnya saya memang sering memakai masker dan selalu cuci tangan. Sebelum pandemi. Menyuarakan kegelisahan sudah sejak dulu saya lakukan.
Terakhir, tentang kalimat saya yang bilang..
Saya percaya Covid-19 itu nyata, tapi tidak semengerikan apa yang diberitakan media. Memang saat ini, hal itu yang saya rasakan. Bahaya media. Saya sering mengajak orang untuk olahraga dan menjauhkan ketakutan agak imunitas meningkat. Itu yang saya percaya sebagai obat.
[caption id="attachment_350781" align="alignnone" width="900"]
Soal Kejanggalan Jenazah Pasien Covid-19, Anji Beri 4 Poin Klarifikasi
Senin, 20 Juli 2020 - 11:19 WIB