Dari Gagal jadi PNS Sampai Pertunangan dibatalkan calon mertua, ini kisah viral Daffa

Dari Gagal jadi PNS ini kisah viral Daffa (Foto : )

Antv – Kisah Daffa, seorang pemuda yang gagal lolos seleksi Pegawai Negeri Sipil (PNS), kini tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Ceritanya mencerminkan realitas sosial di Indonesia, di mana status PNS masih dipandang sebagai tolok ukur kesuksesan yang penting. Kejadian ini menggarisbawahi besarnya tekanan sosial yang sering kali mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap pencapaian seseorang.

Kegagalan Daffa dalam tes PNS tidak hanya mempengaruhi dirinya tetapi juga relasinya dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Salah satu momen yang paling menyedihkan adalah reaksi ayahnya, seorang PNS yang sukses, yang tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ayahnya menganggap kegagalan ini sebagai penurunan kehormatan keluarga, terutama karena tidak dapat melanjutkan tradisi kesuksesan. Daffa juga merasa tertekan ketika dibandingkan dengan adik perempuannya, Nia, yang baru saja diterima bekerja di sebuah BUMN ternama, yang membuat Daffa merasa semakin rendah diri.

Masalah yang dihadapi Daffa semakin rumit ketika ia mencari dukungan dari tunangannya, yang juga berprofesi sebagai PNS. Namun, ia malah menghadapi penolakan yang mengejutkan dari keluarga tunangannya. Ibu dari tunangannya menuntut pembatalan pertunangan mereka, dengan alasan bahwa kegagalan Daffa dalam tes PNS dianggap sebagai penurunan status yang tidak bisa diterima.

Di media sosial, sebuah tangkapan layar pesan Daffa kepada temannya yang berbunyi "gue mau b*n*h d*r*" menjadi viral, menunjukkan betapa berat tekanan mental yang dialaminya. Pesan ini memperlihatkan dampak psikologis yang mendalam akibat tekanan sosial terhadap kegagalan individu.

Menurut Prof. Dr. H. M. Winarno, seorang ahli sosiologi, "Di Indonesia, pekerjaan sering kali menjadi faktor utama yang mempengaruhi status sosial seseorang. Pekerjaan sebagai PNS dianggap memiliki nilai sosial yang tinggi karena stabilitas, prestise, dan berbagai keuntungan yang ditawarkan." Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, seorang psikolog terkemuka, menambahkan, "Ketertarikan masyarakat pada pekerjaan sebagai PNS erat kaitannya dengan kebutuhan psikologis akan stabilitas dan keamanan, yang merupakan kebutuhan dasar manusia."

Pandangan kedua ahli ini menyoroti bahwa pilihan karier sebagai PNS sering kali didorong oleh kebutuhan psikologis untuk stabilitas dan keamanan. Namun, penting untuk diingat bahwa kesuksesan seharusnya tidak hanya diukur dari status PNS. Artikel ini mendorong masyarakat untuk mempertimbangkan berbagai aspek dalam menilai kesuksesan dan status sosial seseorang. Dengan begitu, diharapkan akan tercipta masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman jalur karier dan pencapaian individu, serta mendukung perbedaan dalam mengejar impian mereka.