“Wilayah ini merupakan kawasan hutan lindung, makanya kita lepaskan, nanti bisa ditanyakan detilnya, berapa luas yang menjadi hutan lindung, dan berapa luas bisa menjadi lahan pertanian. Sebenarnya masyarakat sangat ingin (jadi lahan pertanian), tetapi tetap ada batasan-batasan hasil koordinasi kami dengan pemerintah daerah, BKSDA dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), ini masih memungkinkan atau tidak," ungkap Kasad.
Kasad juga mengungkapkan bahwa pelepasliaran burung ke alam liar ini merupakan yang pertama kali dilakukan, dan untuk melepasliarkan satu jenis burung butuh proses waktu yang cukup panjang dan berharap sinergi berbagai pihak dari TNI/Polri, pemerintah daerah dapat membantu mensosialisasikan kepada masyarakat dan BKSDA yang akan mengelola.
Dalam kesempatan tersebut, Bapak Nunu Anugrah, S. Hut., M.Sc, selaku Direktur konservasi keanekaragaman hayati spesies dan genetik / Plt Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat mengapresiasi pencanangan program penghijauan dan pelepasan satwa langka dilindungi karena selaras dengan program Pemkab Karawang yang meningkatkan status Gunung Sanggabuana menjadi kawasan hutan lindung.
"BKSDA Jabar akan selalu siap memberikan dukungan dengan selalu mensuport kegiatan TNI AD khususnya Kostrad untuk mempertahankan lingkungan yang asri dan kegiatan ini juga guna meningkatkan kesejahteraan rakyat yang semakin meningkat," ujar Bapak Nunu Anugrah.
Kegiatan diakhiri dengan pemberian bantuan sembako kepada masyarakat.
Hadir pada acara tersebut, Pangkogabwilhan 3, Kaskostrad, Irkostrad, Pangdivif 1 Kostrad, Wair Kostrad, Kapoksahli Pangkostrad, Asren Kostrad, para Asisten Kaskostrad, Para Dan/Ka Sat/Balak Kostrad, Dandenharrahlat Kostrad dan Bupati Karawang, Forkopimda Kabupaten Karawang, Kepala KBSDA Kabupaten Karawang, Para Kelompok Pecinta Lingkungan dan Kelompok Tani.