Buku pedoman kemitraan percepatan penanggulangan tuberkulosis memberikan gambaran bagaimana pelaksanaan kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (P2TB) yang telah berjalan di WKPTB.
Buku pedoman ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif, membawa manfaat yang besar dan digunakan sebagai referensi bagi daerah yang akan membentuk kemitraan percepatan penanggulangan TBC dalam Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) daerah.
Buku Pedoman Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis terdiri dari 8 panduan meliputi Panduan Pembentukan Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis, Panduan Mobilisasi Sumber Daya Kemitraan Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis, Panduan Advokasi Penanggulangan TBC, Panduan Pemberdayaan Masyarakat, Panduan Edukasi Masyarakat, Panduan Mitigasi Dampak Psikososial Bagi Orang Terdampak TBC, Panduan Pemberdayaan Ekonomi Bagi Orang Terdampak TBC dan Panduan Monitoring Evaluasi Kemitraan P2TB.
Peluncuran dan sosialisasi singkat dari buku pedoman dilaksanakan secara hybrid dengan mengundang Kementerian dan Lembaga yang tergabung dalam Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB) Pusat, mitra-mitra anggota WKPTB dan mitra lainnya, Forkompinda dan organisasi perangkat daerah terkait di Pemerintah Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota, Forkompincam, Pemerintah Desa, kader kesehatan dan kader Pembangunan manusia.
Selain peluncuran buku, kegiatan juga diisi dengan talkshow berbagi praktik baik yang dilakukan oleh perwakilan mitra WKPTB bidang mobilisasi sumber daya kemitraan percepatan penanggulangan Tuberkulosis, advokasi penanggulangan TBC, pemberdayaan masyarakat, edukasi masyarakat, mitigasi dampak psikososial, pemberdayaan ekonomi terdampak TBC, serta monitoring evaluasi kemitraan P2TB. Talkshow yang terdiri dari 4 sesi tersebut, menceritakan proses dan tujuan dari setiap praktik baik yang telah dilakukan oleh mitra-mitra WKPTB.
Bakrie Center Foundation menjadi salah satu pengisi talkshow yang berbagai pengalaman praktik baik dalam upaya edukasi serta pemberdayaan masyarakat. Syaputrie Rahmadhanie, Head Leadership & Sustainable Development BCF menyatakan bahwa program Leadership Experience & Development (LEAD Indonesia) dan Campus Leaders Program mendukung peningkatan kapasitas para pegiat sosial yang salah satunya aktif dalam kegiatan penanggulangan Tuberkulosis.
“Sejak 2018, melalui LEAD Indonesia BCF telah meningkatkan wawasan juga kemampuan para pegiat sosial dari cluster pendidikan, lingkungan, dan pastinya eliminasi TBC. Terkait dengan cluster eliminasi TBC, dari program LEAD Indonesia saat ini kami telah bekerja sama dengan 24 lembaga pemerhati TBC yang tersebar di 21 provinsi di Indonesia dan telah bergerak di 161 kabupaten/kota. Selain itu, untuk mendorong anak-anak muda menjadi agent of change dalam usaha penanggulangan TBC,” tutur Syaputrie.
Buku ini dapat diakses di website KemenkoPMK di sini. Harapannya buku pedoman kemitraan percepatan penanggulangan TBC ini dapat menjadi acuan bagi seluruh mitra dan masyarakat yang ingin berkontribusi dalam mempercepat eliminasi TBC 2030.