Antv – Pendiri Lion Air Rusdi Kirana menyebutkan insiden pilot Batik Air yang tertidur beberapa waktu lalu membuat maskapainya berfokus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk mengoptimalkan daya saing di kancah global.
Walau Bos Lion Group bersikukuh Insiden pilot dan kopilot tidur bersamaan yang terjadi pada 25 Januari 2024 itu bukanlah kesalahan perusahaan namun menimbulkan keresahan bagi banyak pihak.
"Saya melihatnya itu bukan dari kesalahan perusahaan, karena seperti pengakuan penerbang tersebut dia kan kelelahan karena ada urusan pribadinya jadi lebih ke perorangan ya," kata Rusdi kepada awak media di Batam Aero Technic pada Kamis (21/3/2024)
Namun demikian, Rusdi menyebut telah melakukan beberapa tindakan lanjutan seperti pencabutan lisensi penerbangan bagi pilot dan pemberian mutasi kepada jajaran direksi. Itu disebut agar ada efek jera bagi manajemen.
Atas peristiwa itu Rusdi Kirana optimistis jika pihaknya mampu memperbaiki serta meningkatkan kualitas SDM internal.Ia menilai SDM yang baik adalah SDM yang inovatif, kreatif, dan kerja pintar.
"SDM yang mampu melakukan reformasi inovatif. Itu yang perlu dilatih menurut saya, Bukan hanya SDM yang kerja tepat waktu atau SDM yang mau overtime," kata Rusdi di Batam.
Sehingga fokus dalam meningkatkan kualitas SDM untuk 5-10 tahun ke depan menjadi prioritas perusahaan tersebut.
"Yang kami pikirkan adalah untuk generasi ke depan ini bagaimana menggantikan yang sudah lama ini. Karena yang lama ini sudah 20 tahun kerja, harus ada regenerasi," ujar dia.
Dengan begitu, maskapai itu menggandeng sejumlah universitas untuk mengembangkan semangat kewirausahaan bagi karyawan-karyawan muda.
"Kemarin saya bertemu rektor UGM, UTS, Udayana, Andalas. Kami rencananya akan merekrut lulusan dari universitas terbaik itu. Karena kembali lagi ujung-ujungnya SDM," ujar Rusdi.
Salah satu perguruan tinggi di Batam, Politeknik Negeri Batam juga menyertakan mahasiswanya untuk mengambil bagian dalam industri perawatan pesawat di Batam Aero Technic (BAT).
"Cuma kembali, kita harus upgrade, tidak bisa mereka sekolah, lulus, kerja. Mereka harus di waktu sekolah sudah masuk di kurikulum kita, supaya mereka mengerti. Dari kita sendiri akan sekolahkan mereka lagi, memberikan training perbaikan mesin, dan lain-lain," tandas Rusdi.